Menlu Retno Sebut Dasasila Bandung Masih Relevan untuk Gerakan Non-Blok

Rahmad Novandri | Sabtu, 10/10/2020 21:15 WIB
Menlu Retno Sebut Dasasila Bandung Masih Relevan untuk Gerakan Non-Blok Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri RI). (Foto: twitter @Kemlu_RI)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa Dasasila Bandung, sepuluh prinsip hasil Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955, tetap relevan bagi Gerakan Non-Blok (GNB) untuk bersikap di tengah situasi dunia saat ini. Saat berbicara dalam Konferensi Tingkat Menteri GNB di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat, 9 Oktober 2020 lalu, Retno menegaskan bahwa prinsip Dasasila Bandung tersebut didukung oleh kekuatan yang dimiliki oleh GNB.

“Dengan 120 anggota dan hampir 60% populasi dunia, GNB memiliki kekuatan ukuran dan jumlah. Kita harus menerjemahkan kekuatan itu menjadi pengaruh positif bagi dunia. Prinsip-prinsip Dasasila Bandung masih tetap relevan," kata Retno.

Pertemuan menteri negara-negara GNB itu dilakukan secara virtual dengan tema peringatan 65 tahun KAA, memusatkan perhatian pada GNB yang relevan, bersatu, dan efektif dalam menghadapi tantangan global, termasuk persaingan negara besar dan pandemi COVID-19. “Gerakan Non-Blok harus bersatu dan menjadi kekuatan positif di tengah dinamika geopolitik global saat ini," tegasnya.

Dalam pidatonya, Retno menyoroti "rivalitas yang semakin tajam antara kekuatan besar" saat ini, ditambah dengan kecenderungan unilateralisme yang mengikis kepercayaan terhadap sistem multilateral, menghambat kerja sama antarnegara dalam menangani pandemi. Di tengah keadaan itu, menurut Menlu, GNB tetap harus memperjuangkan akses yang berkeadilan terhadap vaksin COVID-19, teknologi kesehatan, dan sumber daya yang diperlukan.

Pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Azerbaijan selaku Ketua GNB 2020-2021 itu menghasilkan sebuah deklarasi yang memuat tiga isu utama, yakni penegasan tujuan dan prinsip piagam PBB, penegasan komitmen GNB terhadap Dasasila Bandung, dan penanganan pandemi COVID-19.