Bikin Haru, Prajurit Perbatasan RI-PNG Azani Kelahiran Putrinya Via Video Call

Ahmad Zubaidi | Jum'at, 18/09/2020 14:41 WIB
Bikin Haru, Prajurit Perbatasan RI-PNG Azani Kelahiran Putrinya Via Video Call Praka Saiful Zuhri mengazani putrinya lewat video call (foto IG @puspentni)

RADARBANGSA.COM - Proses persalinan boleh dibilang sangat menguras emosi ayah dan ibu. Kepanikan, ketakutan, yang berujung kebahagiaan setelah buah hati lahir ke dunia, sepatutnya disertai dengan ucapan syukur pada Allah SWT.

Tak hanya itu, syariat Islam mengajarkan kepada kita untuk melakukan rangkaian zikir dan doa yang sebaiknya dilakukan saat bayi baru lahir. Pun demikian dengan lantunan Azan saat bayi baru dilahirkan yang juga disyariatkan dalam Islam. 

Lazimnya melantunkan Azan dilakukan secara langsung oleh sang ayah di telinga anaknya yang baru dilahirkan. Namun hal berbeda dilakukan Prajurit Kepala (Praka) Saiful Zuhri, salah satu Prajurit Satgas Yonif Mekanis Raider 413 Kostrad yang saat ini melaksanakan Tugas Operasi Perbatasan RI-PNG di Provinsi Papua.

Praka Saiful membuat terharu saat mengumandangkan Adzan melalui video call untuk kelahiran buah hatinya di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 17 September 2020. Aksi itu diunggah oleh akun Instagram @puspentni pada Jumat, 18 September 2020 dan mengundang komentar haru dari netizen.

Dalam captionnya disebutkan, kejadian itu berlangsung ketika Praka Saiful mendapatkan kabar dari tetangganya di asrama pada Selasa, 15 September sekitar pukul 21.49 WIB, bahwa Istri tercinta telah melahirkan buah hatinya dalam kondisi sehat dan selamat.

Isak tangis dan air mata kebahagiaan pun tak terbendung lagi dari mata Sang Prajurit diiringi ucapan syukur tak henti-hentinya kepada Sang Maha Kuasa atas karunia kelahiran putri pertamanya.

Sebagai seorang suami, tentu saja berat untuk pergi meninggalkan istri tercinta, apalagi sang istri sedang dalam kondisi hamil tua. Namun di sisi lain sebagai seorang prajurit sejati, dia harus memenuhi panggilan Ibu Pertiwi untuk untuk melaksanakan penugasan Operasi.

“Jujur saya berat untuk meninggalkan istri dalam kondisi hamil tua, tapi di sisi lain negara sedang membutuhkan saya, dan saya harus menunaikan janji saya sebagai prajurit sejati,” kata Saiful dengan nada lirih.

Dalam kesehariannya di daerah operasi, tentu saja rasa takut dan khawatir selalu menyelimuti pikirannya setiap saat, namun ia selalu mendapatkan dukungan moril dari rekan, senior dan Komandan sehingga mampu untuk melewatinya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.

“Rekan-rekan di Pos sering menanyakan kondisi istri saya, apalagi Komandan Kompi yang berada satu Pos dengan saya selalu bertanya apakah hari ini saya sudah menghubungi istri atau belum ? Ditambah dengan banyaknya bantuan dari para tetangga di asrama kepada istri saya yang membuat saya sedikit lebih tenang memikirkannya,” tambah Saiful.


Berita Terkait :