Wapres Sebut Kecerdasan Buatan Solusi untuk Negara Jadi Pelaku Industri 4.0

Rahmad Novandri | Senin, 31/08/2020 17:45 WIB
Wapres Sebut Kecerdasan Buatan Solusi untuk Negara Jadi Pelaku Industri 4.0 KH Maruf Amin (Wakil Presiden RI). (Foto: twitter @Kiyai_MarufAmin)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan kecerdasan buatan menjadi solusi untuk negara menjadi pelaku dalam Revolusi Industri 4.0. Sehingga, Indonesia tidak lagi menjadi pasar di industri tersebut.

"Kecerdasan buatan menjadi jalan keluar agar negara tidak sekadar menjadi pasar, melainkan juga sebagai pelaku dari Revolusi Industri 4.0," kata Kiai Ma’ruf saat menyampaikan sambutannya dalam acara Pengenalan Kampus Unika Atma Jaya Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020.

Menurutnya, kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan model bisnis baru, dan itu dapat diciptakan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Pembangunan di masa mendatang, tutur Kiai Ma`ruf, sangat dipengaruhi oleh disrupsi di berbagai sektor kehidupan masyarakat.

"Menguatnya pemanfaatan kecerdasan buatan, penggunaan `big data`, dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi akan menyebabkan pembangunan tidak lagi linear, tapi bersifat eksponensial yang berkembang secara pesat," ujarnya.

Kiai Ma`ruf mengungkapkan, luasnya jaringan kerja sama antara perguruan tinggi dan sektor industri juga menjadi pendukung bagi keberhasilan pembangunan. "Kerja sama dengan berbagai pihak terkait harus terus dilakukan dalam berbagai bidang untuk menghasilkan karya-karya terbaik bangsa," paparnya.

Selain itu, untuk dapat menjadi pelaku industri 4.0, Indonesia harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas unggul. Memiliki SDM berkualitas tersebut, lanjutnya, salah satunya ditandai dengan banyaknya jumlah pekerja yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), angka penduduk Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas tergolong rendah.

"Dari 137,90 juta penduduk usia 15 tahun yang bekerja, menurut data angkatan kerja Februari 2020 hanya sekitar 14,22 juta orang atau hanya 10,3 persen di antaranya yang merupakan lulusan perguruan tinggi," imbuhnya.

Oleh karena itu, Kiai Ma’ruf berharap seluruh mahasiswa dan tenaga pengajar di lingkungan kampus Unika Atma Jaya dapat membawa perubahan lebih baik di lingkungan masyarakat melalui penerapan ilmu, pengetahuan, dan keteladanan.