Satgas Penanganan COVID-19 Terjunkan Tim Pakar Tangani Pandemi di Sulsel

M. Isa | Senin, 27/07/2020 15:27 WIB
Satgas Penanganan COVID-19 Terjunkan Tim Pakar Tangani Pandemi di Sulsel Kepala BNPB Doni Monardo (foto: covid19goid)

MAKASSAR, RADARBANGSA.COM – Penularan virus SAR-CoV-2 di wilayah Indonesia masih terus terjadi. Salah satunya penambahan sebanyak 133 kasus di Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu 26 Juli 2020. Melalui tiga pakar, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menugaskan mereka untuk membantu penanganan penyebaran virus di Sulsel.

Doni meminta tiga pakar Satgas Penanganan COVID-19, Andani Eka Putra, Aqua Dwipayana dan Ahmad Alghozi untuk mengeliminasi kasus penyebaran virus SARS-CoV-2 di wilayah Sulsel yang tergolong tinggi.

Aqua Dwipayana menyampaikan pengalaman terkait komunikasi dan motivasi di hadapan puluhan anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel, "Kami mendapat tugas dari Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional Bapak Letjen TNI Doni Monardo untuk membantu Pemerintah Provinsi Sulsel dalam menangani Covid-19. Makanya kami sengaja datang ke sini," ujarnya di Makassar, Minggu 16 Juli 2020.

Sementara itu, salah satu tim pakar Andani sebagai Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas (Unand), menceritakan pengalaman saat mengoperasikan laboratorium di Sumatera Barat, “Mereka yang berjumlah sebanyak 60 orang bekerja secara bergantian selama 24 jam. Targetnya setiap hari memeriksa ribuan spesimen,” ujarnya.

Andani menjelaskan bahwa semuanya serba terbatas termasuk dana. Ia dan tim dengan peralatan dan fasilitas yang sederhana dalam sehari mampu untuk memeriksa hingga 2.600 spesimen. Laboratium yang ia pimpin beroperasi sejak 20 Maret 2020 setelah memperoleh ijin Kementerian Kesehatan. 

Pengalamannya, dari peralatan yang terbatas, Andani mulai untuk melengkapi sendiri berbagai fasilitas di laboratorium, seperti dua mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), elisa reader, winston blood, dan sekat incubator. 

Menurut Direktur Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Unand Padang itu juga banyak menggunakan uang pribadi untuk membeli berbagai peralatan buat laboratoriumnya dengan totalnya mencapai Rp850 juta.

Kemudian, Andani mengibahkan seluruh peralatan yang ia beli untuk kepentingan penanganan pandemi. Nyatanya, bantuan tak hanya berasal darinya, tetapi bantuan peralatan dari pihak lain mulai berdatangan.

Di Makassar, Dr. Andani mengatakan bahwa optimalisasi pemanfaatan laboratorium RS Universitas Hasanuddin Makassar dapat dilakukan. Ia optimis ini dapat berjalan dalam waktu dekat, asal semua sarannya dipenuhi. 

"Tadi pagi saya sudah ketemu dan diskusi dengan Dirut Rumah Universitas Hasanuddin Makassar Prof Syafri kamsul Arif, Ibu Dr Rizalinda (lab mikro), dan Prof Nasrum Massi (lab mikro/Wakil Rektor 4 Universitas Hasanuddin). Sekaligus melihat laboratoriumnya yang lebih baik dari milik Universitas Andalas," ucap Andani.


Berita Terkait :