Hadapi Krisis Lingkungan, Mahawan Karuniasa: Perlu Peran Aktif Milenial

M. Isa | Rabu, 08/07/2020 14:48 WIB
Hadapi Krisis Lingkungan, Mahawan Karuniasa: Perlu Peran Aktif Milenial Pendiri dan Direktur Environment Institute, Mahawan Karuniasa (foto: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Baru beberapa hari yang lalu, di akhir bulan Juni, suhu lingkar Arktik mencapai suhu 38 derajad Celcius, jauh lebih tinggi dari suhu rata-rata normalnya selama 30 tahun terakhir yaitu sekitar 10- 12 derajad Celcius. Kondisi ini membuktikan pemanasan global terus terjadi, dan generasi milenial akan menerima akumulasi dampaknya pada masa depan.

"Milenial perlu menyadari hal ini, dan perlu lebih aktif untuk turut dalam aksi menghadapi krisis lingkungan saat ini," kata Pendiri dan Direktur Environment Institute, Mahawan Karuniasa pada acara Ngobrol Aspirasi Lestari (Ngopi), Selasa 7 Juli 2020.

Diskusi interaktif “Ngopi” diselenggarakan dalam jaringan oleh Environment Institute dengan dukungan dari FNF, Climate Institute dan Radesa Institute. Acara ini menyasar para kaum milenial untuk menyuarakan pemikirannya maupun berbagi pengalaman aksi-aksi pelestarian lingkungan. Turut hadir narasumber, Maghfiroh dari Radesa Institute, Putri dari Climate Institute, dan Sofia dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, serta moderator Billy Ariez.

Dampak kerusakan lingkungan, termasuk pemanasan global dan perubahan iklim umumnya tidak langsung datang, namun baru muncul beberapa tahun kemudian. Bencana banjir dan longsor yang terjadi saat ini antara lain sebagai akibat kerusakan lingkungan yang terjadi di waktu yang lalu. Seperti banjir besar khususnya di Jabodetabek yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2020 bukanlah datang tiba-tiba, namun akumulasi dari kondisi ekologis dan meningkatnya cuaca ekstrim.

"Generasi muda atau kelompok milenial perlu sadar atas hak untuk memperoleh lingkungan yang lestari termasuk di masa datang. Hak ini jelas dijamin Undang-Undang Dasar dan menjadi mandat kepada semua komponen bangsa untuk menjaga lingkungan. Namun sebaliknya, selain sadar atas hak, kaum milenial juga perlu memahami peran dan kewajiban untuk turut dalam melestarikan lingkungan hidup," kata Mahawan.

Sedangkan Jonathan dari Friedrich Naumann Foundation (FNF) dalam pembukaannya mengatakan acara ini juga bentuk pembelajaran bagi kaum muda dalam menyampaikan aspirasi pelestarian lingkungan yang konstruktif.


Berita Terkait :