Luluk Nur Hamidah Silaturahmi dengan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf

Rahmad Novandri | Minggu, 21/06/2020 12:56 WIB
Luluk Nur Hamidah Silaturahmi dengan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf Anggota DPR RI dari Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah silaturahmi dengan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf di Gedung Bustanul Asyiqin, Kamis (18/6). (Foto: istimewa)

SEMARANG, RADARBANGSA.COM - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah silaturahmi dengan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf di Gedung Bustanul `Asyiqin, Kamis, 18 Juni 2020. Habib Syech terlihat antusias menyambut kehadiran Luluk.

Tak hanya Luluk, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi juga turut hadir. Pada kesempatan itu, Legislator dapil Jateng IV ini menyampaikan bahwa PKB akan selalu berjuang untuk pesantren yang sebelumnya sukses mengawal lahirnya UU Pesantren.

Pesantren, menurut Luluk, merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki peran dan kontribusi yang besar dalam mengawal perjalanan bangsa Indonesia, terutama dalam pembentukan nation-state negara bangsa Indonesia, hingga era kemerdekaan dan seterusnya sampai hari ini. Pesantren bukan hanya sekedar lembaga keagamaan yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan baik klasikal maupun non formal, tapi juga sekaligus laboratorium sosial yang terbukti mampu melahirkan para pemimpin bangsa yang tangguh dan responsif.

Mbak Luluk, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa selama masa pandemi Corona ini hampir keseluruhan pesantren di Indonesia yang kini mencapai 28.000 dan Santri hingga 4 juta orang semuanya berada dibelakang pemerintah.

"Tidak ada pesantren khususnya dibawah naungan NU yang membangkang anjuran pemerintah. Sejak wabah corona merebak, hampir seluruh pesantren diliburkan," kata Luluk disela kunjungannya.

Hanya saja, tegas Luluk, pemerintah dinilai melakukan tindakan diskriminatif terhadap pesantren yaitu ketika pendidikan formal "dipaksa" melakukan transformasi pembelajaran dari luring ke daring, justru pesantren tidak masuk dalam skenario tersebut. Hampir tidak ada formulasi kedua yang bisa diaplikasikan untuk tetap melanjutkan proses pembelajaran di pesantren.

Bahkan, lanjutnya, hampir tidak ada pembelajaran virtual yang dilakukan di pondok pesantren karena minimnya akses digital. Pemerintah juga hampir tidak memiliki amunisi cadangan untuk merumuskan pembelajaran di pondok pesantren di masa Pandemi Covid 19.

Oleh karena itu, Ketua DPP PKB itu meminta agar pemerintah sungguh-sungguh memikirkan pesantren dan menyediakan bantuan baik sarana dan prasarana (asrama, kamar mandi, toilet dan sanitasi, air bersih), pusat kesehatan pesantren, serta anggaran yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar di Pesantren selama periode New Normal. Selain itu, kemudahan akses digital sekaligus peningkatan SDM Pesantren harus dilakukan agar kemanfaatan adaptif pesantren menghadapi New Normal dapat berjalan dengan baik.