Wacana `New Normal`, Legislator PKB Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Perhatikan Pesantren

Rahmad Novandri | Kamis, 28/05/2020 22:30 WIB
Wacana `New Normal`, Legislator PKB Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Perhatikan Pesantren Farida Hidayati (Anggota Komisi IV DPR RI FPKB). (Foto: IG @faridahidayati)

BOJONEGORO, RADARBANGSA.COM - Pemerintah Indonesia berencana akan memberlakukan `New Normal` ditengah wabah COVID-19. Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Farida Hidayati meminta agar pemerintah juga memperhatikan nasib Pondok Pesantren.

Pesantren sejak dulu telah memberikan sumbangsih besar pada bangsa Indonesia. Memasuki tahun ajaran baru, pesantren juga harus bersiap untuk mengikuti imbauan pemerintah terkait wacana `New Normal` tersebut baik soal anggaran maupun sarana dan prasarana.

"Pesantren telah menjadi bagian sejarah berdirinya bangsa ini. Saya meminta pada pemerintah agar memperhatikan pesantren ditengah wabah COVID-19 ini. Apalagi ada imbauan pemerintah untuk `new normal` ini," kata Farida dalam keterangan persnya, Kamis, 28 Mei 2020.

Menurut Legislator Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari dapil Jawa Timur IX (Tuban dan Bojonegoro) ini, semua fasilitas pendidikan harus diperhatikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Sebab, lanjut Farida, tak lama lagi dunia pendidikan akan memasuki tahun ajaran baru sehingga semua harus dipersiapkan dengan baik.

Persiapan tersebut tidak hanya soal sarana dan prasarana tapi juga dalam hal anggaran. Farida meminta supaya pemerintah bisa mempersiapkannya dengan matang agar tidak ada permasalahan ke depannya.

"Ditengah wabah COVID-19 ini, kita harus mampu mempersiapkan segala sesuatunya tanpa ada permasalahan ke depannya. Dunia pesantren memiliki banyak tradisi sehingga mereka harus bersiap untuk mengikuti imbauan pemerintah. Tak hanya sarana pesantren, pemerintah juga harus memperhatikan nasib guru ngaji, tenaga pendidik hingga santri yang akan kembali ke pesantren jika tahun ajaran baru dimulai," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, lebih dari 28.000 pesantren dengan 18 juta santri dan 1,5 juta pengajar serta jutaan masyarakat sekitar pesantren yang menggantungkan kehidupan ekonominya pada pesantren.


Berita Terkait :