Gus Yaqut Kritik Kartu Prakerja: Rakyat Butuh Makan, Bukan Pelatihan

Ahmad Zubaidi | Rabu, 15/04/2020 17:00 WIB
Gus Yaqut Kritik Kartu Prakerja: Rakyat Butuh Makan, Bukan Pelatihan Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato dalam acara penutupan Kirab Satu Negeri di Ponpes Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, Jumat (26/10). (Foto: okezonecom)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengritik kebijakan Pemerintah berupa pelatihan online Kartu Prakerja yang menyedot anggaran mencapai Rp20 triliun.

Gus Yaqut menilai stimulus yang diberikan melalui Kartu Pra Kerja dalam bentuk pelatihan online tidak tepat. Sebab saat ini rakyat Indonesia membutuhkan makan ditengah pandemi virus Corona alias Covid-19 dibanding pekerjaan.

“Kita juga tahu, selama ini pelatihan-pelatihan semacam itu tidak efektif dan malah terkesan buang-buang anggaran saja. Rakyat dan karyawan yang kehilangan pekerjaan saat ini butuh bantuan untuk hidup, bahan makanan, bukan pelatihan online,” ujar Gus Yaqut, melalui siaran pers, Rabu, 15 April 2020.

Gus Yaqut membayangkan, jika jumlah peserta 5,6 juta orang dan membutuhkan biaya pelatihan Rp 1 juta, maka anggaran yang diperlukan mencapai Rp5,6 triliun.

“Ini malah anggarannya mencapai Rp20 triliun. Itu anggaran besar sekali. Uang itu akan bermanfaat kalau seandainya diberikan untuk membantu rakyat bertahan hidup selama masa pandemi seperti bantuan sembako atau uang tunai,” katanya.

Pelatihan online melalui vendor lembaga training online juga dinilai memiliki celah hanya akan menguntungkan perusahaan aplikasi training online. “Yang menikmati siapa kalau begitu, rakyat atau perusahaan aplikasi training online?,” tukasnya.

Gus Yaqut menyebut, penerima pelatihan online itu rata-rata orang yang telah memiliki skill. Lantas apakah aka nada jaminan para penerima pelathan akan mendapat kerja.

“Sedangkan kesulitan hidup itu nyata akan mereka hadapi. Rakyat justru butuh bantuan untuk bertahan hidup. Jadi, yang mendesak dibutuhkan bukan pelatihan atau pembinaan, tapi bantuan yang langsung dirasakan rakyat. Rakyat sangat butuh sembako dan uang untuk bertahan hidup selama pandemi,” tukasnya.


Berita Terkait :