Cara NU Pertahankan Sumenep Tetap Berada di Zona Hijau

Ainur Rasyid | Senin, 13/04/2020 19:50 WIB
Cara NU Pertahankan Sumenep Tetap Berada di Zona Hijau Satgas NU Peculi COVID-19 PCNU Kab. Sumenep. (doc. PPLPBINU)

SUMENEP, RADARBANGSA.COM - Hampir satu bulan setelah merebaknya pandemi Covid-19, Kabupaten Sampang dan Sumenep, Jawa Timur tetap bertahan sebagai daerah zona hijau. Padahal ada 32 daerah yang sudah berwarna merah dan empat daerah berwarna kuning dalam peta sebaran.
Hal tersebut memberikan gambaran bahwa tidak satu pun kasus positif Covid-19 terkonfirmasi ada di dua daerah ini. Tidak juga Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Padahal dua kabupaten lain di pulau Madura yakni Bangkalan dan Pamekasan sudah jadi daerah terjangkit.

Khusus di Sumenep, peran NU di kawasan perbatasan demikian dominan. Kepada media ini, sejumlah pihak berkenan dikonfirmasi terkait bagaimana menjaga daerah terluar agar benar-benar steril dari pendatang atau pelancong dari kawasan zona kuning apalagi merah.
Menurut KH A Junaidi Mu’arif selaku Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep, Pemerintah Provinsi Jawa Timur lewat laman resminya menjelaskan bahwa terdapat 13.342 masuk ODP. Demikian pula ada 1.333 pasien sebagai PDP, 256 orang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Juga 63 orang dinyatakan sembuh, dan 22 orang telah meninggal dunia.

“Berangkat dari inilah, Satgas Covid-19 NU Sumenep selalu istikamah mempertahankan kawasan sebagai zona hijau di Jawa Timur,” katanya.

Salah satunya ikhtiar yang dilakukan oleh Satgas Covid-19 MWCNU Pragaan mulai hari pertama hingga sekarang antara lain melakukan penjagaan di pintu gerbang perbatasan. Karena pintu masuk pertama antara wilayah Kabupaten Pamekasan dengan Sumenep adalah kawasan ini.

“Kami juga melakukan sterilisasi di setiap desa, sosialisasi pengetahuan Covid-19 dan penyemprotan disinfektan. Termasuk pengukuran suhu tubuh, pendataan para perantau yang pulang ke kampung halaman, hingga pengisolasian, yang semuanya dilakukan secara masif dan serentak di setiap desa,” terangnya.

Dirikan Posko Pencegahan

Satgas Covid-19 MWCNU Pragaan bersama dinas kesehatan, polisi, TNI, serta aparatur kecamatan bahkan mendirikan posko pencegahan Covid-19 di Desa Sentol Laok. Hal tersebut guna mempermudah akses informasi, pelayanan medis, dan pendataan para perantau.

“Dari pagi hingga larut malam, Satgas Covid-19 MWCNU Pragaan beserta badan otonom yang ada yakni Banser dan CBP istikamah membantu tim medis dan aparat keamanan,” jelasnya. Hal tersebut dilakukan oleh tim, tidak lain ingin memutus mata rantai Covid-19, lanjutnya.

KH A Junaidi Mu’arif mengutarakan bahwa keikutsertaan seluruh lembaga, lebih-lebih Banom dalam membantu Satgas Covid-19 yang dibentuk oleh Pemeritah Kabupaten Sumenep sebagai salah satu bagian dari ikhtiar yang pernah dilakukan ulama terdahulu.

"Semua tim Satgas Covid-19 MWCNU Pragaan yang berjaga di sini terjadwal rapi agar tim bisa menjaga kesehatan tubuhnya,” katanya.

Kiai Hambali Makhtum selaku Sekretaris MWCNU Pragaan bahkan melayangkan surat instruksi kepada seluruh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama untuk membantu pemerintah dan melakukan istighotsah di rumah masing-masing.

"Selain membentuk tim Satgas Covid-19, pengurus juga mengedarkan surat instruksi dengan nomor surat 018/MWC/A.II/L.37.12/III/2020 tentang upaya mendorong semua pihak untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19," ungkapnya.

Diapresiasi Gubernur

Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur mengulik tips dari Bupati Sampang dan Sumenep dalam kesempatan konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Sabtu, 11 April 2020.Dia komunikasi dengan kedua bupati melalui video conference.

Kepada gubernur, Bupati Sumenep menjelaskan melakukan pengetatan pengawasan terhadap warganya yang berstatus ODP dan ODR, yang sebagian besar merupakan perantau, yang baru pulang mudik.

Menurut Abuya Busyro Karim selaku Bupati Sumenep, demi meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyebaran Covid-19 dan upaya pencegahannya bagi warga desa, sampai di daerah kepulauan, pihaknya melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.

“Intinya kami melakukan itu (pemantauan) kepada semua yang masuk ke Sumenep. Selanjutnya ada kesadaran masyarakat, karena ada (imbauan) dari tokoh masyarakat,” ujarnya kepada Khofifah melalui video conference.

Khofifah pun meminta kepada daerah lain agar menduplikasi cara Bupati Sumenep dalam menekan penyebaran Covid-19 di daerahnya. Tujuannya, supaya angka pasien positif Covid-19 di Jawa Timur tidak lagi bertambah.

“Kita sudah dengarkan bagaimana bupati melakukan koordinasi secara horisontal dengan Forkopimda maupun secara vertikal ke bawah dengan para kepala desa dan informal leader. Mereka bersama-sama melakukan langkah pencegahan,” tegas Khofifah.