Guru Perlu Bangkitkan `Ruh` Pembelajaran

Rahmad Novandri | Minggu, 16/02/2020 20:44 WIB
Guru Perlu Bangkitkan `Ruh` Pembelajaran Pelatihan guru untuk meningkatkan kualitas mengajar yang digelar sekolah STEP Tanoto Foundation di Jambi, Jumat (14/2). (Foto: istimewa)

JAMBI, RADARBANGSA.COM - Kualitas hasil belajar siswa sangat bergantung pada kualitas proses pembelajaran yang kuncinya dimainkan guru. Sebab itu, guru yang dilatih tersebut perlu terus mengupayakan peningkatan kualitas dirinya.

Seperti pelatihan yang diselenggarakan sekolah STEP Tanoto Foundation. Pelatihan ini lebih berfokus pada pembahasan `ruh` pembelajaran masing-masing mata pelajaran, termasuk keterampilan dan proses apa yang mesti dikembangkan dalam masing-masing mata pelajaran tersebut.

Hal tersebut disampaikan Miskun, District Coordinator sekolah STEP (School Transition and Empowerment Project), di Jambi, Jum’at, 14 Februari 2020. Miskun menambahkan pelatihan ini sangat bagus untuk memperkuat implementasi Kurikulum 2013.

“Total 81 guru SD di daerah Merlung, Batang Asam, Tanjab Barat dan Maro Sebo Ilir Batang Hari telah dilatih modul II. Dengan `ruh` dan pemodelan pembelajaran yang diikuti guru, mereka diharapkan dapat merancang pembelajaran yang baik untuk topik-topik lain di kelas,” tuturnya.

Adapun setelah mengikuti pelatihan modul II ini, siswa akan mengalami pembelajaran yang memungkinkan mereka membangun sendiri gagasan mereka.

“Penyelidikan dan penemuan siswa hendaknya diapresiasi oleh guru, dan kalaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, tidak perlu disalahkan, melainkan ditanya, apa kira-kira yang menyebabkan hasilnya seperti itu, tidak disalahkan,” ungkapnya.

Praktik Mengajar

Setelah guru dilatih, pada hari ketiga mereka diwajibkan praktik mengajar di kelas berdasarkan perencanaan pembelajaran yang disusun di pelatihan. "Semua wajib praktik mengajar untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam mengimplementasikan gagasan yang diperoleh dalam pelatihan,” kata Miskun.

Pada praktik mengajar ini, guru akan berkolaborasi dalam menerapkan gagasan tersebut dan mengevaluasi apa yang berhasil dan apa yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut.

Fasilitator lokal sekolah STEP, Dedi Kurniawan, menjelaskan bahwa penerima manfaat adalah siswa. Mereka melakukan praktik yang sama seperti yang dilakukan guru pada saat pelatihan, seperti berdiskusi, menyampaikan pendapat, menempelkan media pembelajaran, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

“Guru yang telah kita latih, mereka juga melakukan hal yang sama, yaitu praktik di kelas mereka masing-masing,” pungkas Dedi. (Saiful Bahri)


Berita Terkait :