Jokowi Ogah Pulangkan WNI eks ISIS

Ahmad Zubaidi | Kamis, 06/02/2020 08:05 WIB
Jokowi Ogah Pulangkan WNI eks ISIS Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai melantik dewan pengawan dan pimpinan KPK (foto: sektabgoid)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengomentari wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS ke Indonesia. Secara pribadi, Jokowi menolak wacana itu, namun masih perlu dibahas dalam rapat terbatas.

"Kalau bertanya pada saya, ini belum ratas lo ya, kalau bertanya pada saya, saya akan bilang `tidak`. Tapi masih dirataskan,” kata Jokowi di Istana Nagara, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.

Jokowi menilai pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia tak bisa diputuskan tanpa kalkulasi yang matang. Dia ingin mengkajinya terlebih dahulu dampak positif dan negatif dari wacana tersebut.

“Kita ini pastikan harus semuanya lewat perhitungan kalkulasi plus minusnya semuanya dihitung secara detail dan keputusan itu pasti kita ambil di dalam ratas setelah mendengarkan dari kementerian-kementerian dalam menyampaikan. Hitung-hitungannya," kata dia.

Isu pemulangan WNI yang pernah menjadi anggota pejuang ISIS di Suriah, menjadi perdebatan hangat di masyarakat. Pro kontra terkait isu tersebut terus bergulir. Masyarakat khawatir,  pemahaman idiologi eks ISIS tak berubah, dan justru akan menimbulkan persoalan baru.

Terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS, Menteri Agama Fachrul Razi pernah menyampaikan hal itu dalam sebuah acara di Hotel Discovery, pekan lalu.

”Badan Penanggulangan Terorisme dalam waktu dekat akan dipulangkan 600 orang yang sekarang tersesat di ISIS di Timur Tengah. Mereka dulu tergabung di ISIS untuk mendirikan negara yang mereka namakan khilafah,” demikian kata Fachrul Razi, di Hotel Discovery Ancol, Sabtu, 1 Februari 2020.

Belakangan pernyataan Fachrul Razi tersebut menimbulkan pro dan kontra. Terkait ucapan ini, Menteri Agama Fachrul Razi, melalui staf khusus, Ubaidillah Amin memberikan klarifikasi. Berikut keterangan Ubaidillah, Selasa, 4 Februari 2020.

Perlu saya utarakan terkait berita yang selama ini beredar terkait Menteri Agama akan memulangkan 600 eks ISIS ke Indonesia, ini menurut saya adalah info yang salah dan saya rasa tidak semudah itu tanpa adanya kajian dan koordinasi yang matang.

Begini ceritanya, tepatnya tanggal 31-1 Februari kemarin, relawan Bravo Lima se Indonesia berkumpul di Jakarta, mendeklarasikan dirinya sebagai ormas Pejuang Bravo Lima, ketika itu ormas Bravo Lima mengundang beberapa nara sumber salah satu diantaranya dari Deputi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis.

Di situ Mayjen Hendri P Lubis memaparkan materi disertai video terkait kekejaman ISIS yang mendoktrin anak-anak kecil dari berbagai negara untuk menjadi teroris, beliau bahkan menjelaskan bahwa BNPT sedang menyembuhkan lebih tepatnya salah satu anak yang terpapar ISIS untuk kembali ke jalan yang benar.

Mayjen Hendri mengatakan untuk mengembalikan satu orang anak ini (saya lupa namanya) butuh waktu selama 2 tahun lebih, bagaimana kalau sampai 600 anak, beliau mengatakan demikian, beliau juga mengatakan memang ada wacana keinginan supaya 600 anak itu bisa dipulihkan dan kembali ke jalan yang benar. Akan tetapi, itu masih butuh pengkajian dan analisa yang panjang. 

Nah, kemudian Jenderal Fachrul Razi sebagai Ketua Umum ormas Pejuang Bravo memberikan sambutannya dan menyampaikan kembali apa yang disampaikan oleh Mayjen Hendri Deputi BNPT, bahwa apabila dari anak kita terpapar paham-paham radikalisme terorisme sangat sulit untuk dikembalikan seperti semula.

Oleh karena itu Fachrul Razi menambahkan supaya Pejuang Bravo Lima di seluruh Indonesia menjadi garda terdepan dalam menangkal dan mencegah paham radikalisme dan intoleransi.

Ubaidillah Amin’

Stafsus Menag RI

TAG : Jokowi , WNI , ISIS