Ratna Juwita Kecewa PLN Tak Berikan Data Penerima Subsidi 900 Watt

Rahmad Novandri | Kamis, 30/01/2020 16:08 WIB
Ratna Juwita Kecewa PLN Tak Berikan Data Penerima Subsidi 900 Watt Ratna Juwita Sari (Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKB). (Foto: istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari mengaku kecewa dengan PT PLN (Persero). Hal itu karena perusahaan negara itu tidak memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan yang diajukannya beberapa waktu lalu.

"Kenapa defisit terus? Mana data rumah tangga tidak mampu penerima subsidi 900 Watt yang kami minta?" kata Ratna saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke-2 Komisi VII bersama PLN di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 29 Januari 2020.

Baca Juga: Ratna Juwita Kritisi Turunnya Pendapatan MIND ID

Sebelumnya, pada RDP pertama Senin, 25 November 2019, PLN berjanji akan memberikan data terperinci dan faktual secara tertulis atas pertanyaan Ratna. Namun, janji itu tidak dipenuhi pada RDP kemarin.

"Ya kalau gak dijawab bagaimana kami tahu (datanya)? Kalau kami tidak tahu bagaimana kami bisa melaksanakan fungsi kontrol (pengawasan)," ujarnya.

Legislator Fraksi PKB itu juga mempertanyakan rasio pemerataan listrik untuk kawasan 3T (Tertinggal, Terluar dna Terdepan) sebanyak 75,47 juta pelanggan di tahun 2019. Menurutnya, mereka juga membutuhkan listrik untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah.

"Hari ini saya menerima tamu spesial dari Kecamatan Masalembu, Sumenep (Jawa Timur) yang belum mendapatkan 75% Elektrifikasi. Mereka sudah 5 tahun berjuang. Oleh karenanya, secara khusus aspirasi mereka saya titipkan kepada Bapak Dirut PLN yang baru," tuturnya.

Baca Juga: Ratna Juwita Perjuangkan Pembangunan SMK Migas di Tuban

Selain itu, Ratna juga mengkirtisi program mobil listrik yang dicanangkan PLN. Menurut anggota DPR RI dapil Jawa Timur IX (Kabupaten Tuban dan Bojonegoro) itu harga mobil listrik masih cukup mahal untuk masyarakat Indonesia.

"Mobil listrik itu mahal. Apa tidak ada EBT (Energi Baru Terbarukan) lain untuk transformasi energi yang bisa lebih merakyat?" pungkasnya.