Gus Muhaimin Bicara Humanisme Islam di Depan Pimpinan Parpol Dunia

Ahmad Zubaidi | Kamis, 23/01/2020 15:18 WIB
Gus Muhaimin Bicara Humanisme Islam di Depan Pimpinan Parpol Dunia Gus Muhaimin dan petinggi CDI menggelar jumpa pers di sela Executive Committee Meeting di Yogyakarta (foto Radarbangsa)

SLEMAN, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar membuka sessi konferensi tentang Western Humanism, Christian Democrazy and Humanitarian Islam dalam Executive Committee Meeting yang diikuti oleh pimpinan parpol di dunia anggota Central Democratic Internasional (CDI).

Dalam sambutannya Gus Muhaimin menyebut isu humanisme tengah hangat diperbincangkan di dunia. Terlebih banyak gerakan ekstrim saat ini merambah di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Eropa dan Indonesia yang berdampak pada terkikisnya sikap humanis.

“Hari ini kita membahas tema yang strategis, terutama di tengah kegalauan dunia, hubungan yang saling tidak kondusif, sehingga terjadi ketegangan-ketegangan,” kata Gus Muhaimin di Hotel Hyatt Yogyakarta, Kamis, 23 Januari 2020.

Ketegangan tersebut, lanjut Gus Muhaimin, tentu merugikan banyak pihak. Tak hanya bagi hubungan kemasyarakatan, namun juga pemerintahan hingga ekonomi.

Karena itu Wakil Ketua DPR RI ini mengapresiasi langkah cepat CDI yang menggaungkan humanisme seperti yang dilakukan PKB dan Nahdlatul Ulama. "CDI memulai langkah-langkah cepat, terutama yang akan kita bahas tentang humanisme Eropa, kemudian democratic christian, dan humanitarian Islam,” ungkap Gus Muhaimin.

“Kita yakin PKB dan CDI berkontribusi bagi dunia yang lebih adil, makmur dan sejahtera,” tutup Gus Muhaimin.

Sebelumnya, CDI telah menerima dan mengakui usulan resolusi dari PKB yang dalam batang tubuhnya telah memuat hasil Musyawarah Alim Ulama NU di Kota Banjar, Jawa Barat, pada 27 Februari 2019.

"Melalui Komite Eksekutif CDI di Brussel, Belgia, alhamdulillah memutuskan menerima secara aklamasi usulan resolusi dari PKB," kata Gus Muhaimin, 7 Maret 2019 yang lalu.

Dalam resolusi itu juga memuat dukungan terhadap piagam persaudaraan kemanusiaan yang ditandatangani bersama oleh Grand Syeikh Al Azhar Ahmad Ath-Thayyeb dan Paus Franciskus di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 lalu. Penghargaan tersebut termaktub isue kesetaraan hak dan makna bagi seluruh umat manusia tanpa membedakan satu dengan lainnya.

Dengan demikian, tegas Gus Muhaimin, resolusi tersebut menjadi landasan dalam mengawal lahirnya suatu peradaban dunia yang didasarkan atas penghargaan terhadap kesetaraan atas hak dan martabat bagi seluruh umat manusia sebagai kewajiban setiap bangsa atas nilai-nilai kemanusiaan yang universal.


Berita Terkait :