Chevron Hengkang dari Blok Rokan, Abdul Wahid Pertanyakan Soal Pemulihan Lingkungan

M. Isa | Minggu, 19/01/2020 17:56 WIB
Chevron Hengkang dari Blok Rokan, Abdul Wahid Pertanyakan Soal Pemulihan Lingkungan Anggota Komisi VII Abdul Wahid memberikan keterangan pers usai diskusi di Komplek DPR (foto: Istimewa)

PEKANBARU, RADARBANGSA.COM - Rencana Hengkangnya PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI) dari Blok Rokan, Riau banyak menimbulkan masalah diantaranya soal pemulihan lingkungan akibat dari tumpahan minyak yang mencemari tanah di area tambang.

Anggota Komisi VII Abdul Wahid saat ditemui awak media dalam kegiatannya di daerah pemilihan (dapil), Sabtu 18 Januari 2020 menjelaskan bahwa soal pemulihan lingkungan pasca tambang sudah kita pertanyakan kepada SKK Migas saat RDP Kamis, 16 Januari 2020 kemaren.

"Soal itu sudah saya pertanyakan kepada pihak SKK Migas kemaren, alih kelola Blok Rokan dari Chevron kepada Pertamina Hulu Rokan (PHR)  tidak lama lagi, jadi saya minta SKK Migas menjelaskan bagaimana strategi dalam peralihan itu berjalan dengan baik tidak menimbulkan masalah,” jelas Abdul Wahid.

Politisi muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan, dalam proses alih kelola Blok Rokan ini banyak persoalan yang harus diselesaikan seperti masalah peralihan teknologinya, karyawan yang harus dijamin soal keberadaan mereka agar tetap dapat menjaga stabilitas produksi lifting.

“Termasuk soal pemulihan lingkungan pasca tambang yang banyak tanah terkontaminasi oleh tumpahan minyak,” tambahnya.

Sebagaimana data yang diakses oleh media bahwa kerusakan lingkungan dampak dari limbah migas ini sebanyak 27.275,6 Ton minyak tercecer dan mengontaminasi tanah dan 3.515 Ton limbah sisa operasi. Dari 125 lokasi tanah terkontaminasi minyak, 55 dalam proses dan sisanya belum.

"Berkenaan dengan pertanyaan saya kepada SKK Migas dalam peroses alih kelola Blok Rokan ini, mereka (SKK Migas) meminta waktu untuk menjawab secara tertulis pada 22 Januari nanti,” tutup Ketua PKB Riau itu.