Cegah Stunting, Nur Yasin Salurkan 3.998 Kg Makanan Tambahan di Jember dan Lumajang

Ahmad Zubaidi | Minggu, 22/12/2019 19:57 WIB
Cegah Stunting, Nur Yasin Salurkan 3.998 Kg Makanan Tambahan di Jember dan Lumajang Anggota Komisi IX DPR RI, Nur Yasin menyalurkan 3.998 Kg makanan tambahan untuk mencegah stunting di Jember dan Lumajang (foto istimewa)

JEMBER, RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nur Yasin menyalurkan 3.998 Kg Makanan Tambahan (MT) Balita dan Ibu Hamil di wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Menurut Yasin, langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi gizi buruk balita dan janin di kedua wilayah tersebut. Besarnya bantuan MT Balita netto 1.999 kg (broto 2.559 kg, 595 karton) dan MT Ibu Hamil atau Bumil netto 1.999 kg (broto 3.800 kg, 190 karton) merupakan sisa pengadaan anggaran 2019.

"Alhamdulillah masih bisa membawa makanan untuk mengatasi stunting, di mana angka stunting yang masih tinggi dan bahaya," kata Nur Yasin di Jember, Minggu, 22 Desember 2019.

Bendahara Umum DPP PKB ini berharap, program tersebut dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan balita dan janin dalam kandungan sesuai harapan pemerintah tidak sampai stunting.

Yasin menambahkan, bonus demografi akan menjadi berdampak negatif apabila yang lahir anak-anak kurang gizi, penanganan ini harus ada keseriusan pemerintah dari pusat sampai ke daerah agar di bawah tahun 2040 Indonesia sudah bebas stunting. Nur Yasin berharap bantuan yang dibawanya di tahun depan lebih banyak dari jumlah yang ada saat ini.

Dia juga menyinggung tentang bahaya makanan atau jajanan di sekolah karena pedagang masih banyak yang tidak memperdulikan atau ketidak taunyanya makanan yang sehat.

"Sosialisasi BP POM kemarin, sampean (kamu) tau ngak, makanan yang beredar di sekolah itu separuh mengandung makanan yang ngak layak konsumsi. Dia pakai formalin segala macam," ucap Nur Yasin.

Memecahkan masalah di daerah pemilihannya bahkan di tapal kuda  Nur Yasin akan melakukan gerakan di awali dari pesantren dengan alasan, jika dilakukan suatu program maka separuh atau 50 persen sudah mengentaskan masalah dengan jumlah pesantren yang tersebar dan jumlah dari santri banyak di tiap lembaga.

"Kegiatan programnya di awali dari pondok pesantren Dukumencek, salah satu pesantren yang mendapatkan lebih perhatian dan kemudian ke pesantren lainya," cetus Nur Yasin.

Pihaknya berharap lima tahun kedepan dari jabatanya yang di pegangnya akan menggarap programnya melalui dunia pendidikan baik formal atau non formal.