Dipo Nusantara: Flores, Lembata dan Alor Layak Jadi Laboratorium Penerapan 4 Pilar

Ahmad Zubaidi | Senin, 02/12/2019 13:31 WIB
Dipo Nusantara: Flores, Lembata dan Alor Layak Jadi Laboratorium Penerapan 4 Pilar Anggota MPR RI FPKB, Dipo Nusantara (foto Fraksi PKB DPR RI)

NGADA, RADARBANGSA.COM - Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dipo Nusantara Pua Upa menilai Nusa Tenggara Timur layak dijadikan sebagai laboratorium dan role model Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945), terutama daerah Flores, Lembata dan Alor.

Menurut Dipo, masyarakat di tiga daerah ini dikenal kokoh dalam memupuk persatuan dan kesatuan di tengah karagaman bangsa. Mereka hidup harmoni dan rukun di tengah perbedaan.

“Di sini saya merasakan sekali rasa kekeluargaan, gotong royong, saling tolong-menolong di dalam kehidupan masyarakatnya. Karena itu Flores, Lembata dan Alor harus dijadikan laboratorium dan role model dalam penerapan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,” kata Dipo usai mengisi Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Hotel New Bintang Bajawa, NTT, Sabtu 30 November 2019.

Dipo menambahkan, masyarakat Flores, Lembata dan Alor selama ini tidak hanya terpaku pada harmoni adat, namun juga dalam kehidupan beragama. Dalam berbagai kesepatan, kata dia, warga di tiga daerah ini tak canggung untuk saling membantu kendati berbeda agama.

Dia mencontohkan saat umat Islam di Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagakeo membangun masjid, masyarakat yang beragama lainpun turut membantu membangunnya.

“Waktu wakga membangun masjid di Kecamatan Nangaroro, Nagakeo yang dekat Dipo Center itu, banyak yang datang malah saudara-saudara kita yang katholik yang membantu mengangkat campuran semen untuk dua lantai,” terang dia.

Demikian pula saat perayaan Natal dan Tahun Baru, lanjut Dipo, anak-anak muda Flores, Lembata dan Alor yang tergabung dalam remaja masjid atau GP Ansor dan banser turut serta mengamankan gereja saat umat katholik melaksanakan Misa.

Dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini, lebih dari 170 peserta hadir. Mereka berasal dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh adat, tokoh pemuda, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.