Muhammad Kadafi: Sinergi MotoGP Mandalika Dongkrak Pariwisata Indonesia

M. Isa | Selasa, 26/11/2019 15:21 WIB
Muhammad Kadafi: Sinergi MotoGP Mandalika Dongkrak Pariwisata Indonesia Anggota DPR RI FPKB Muhammad Kadafi (kedua dari kanan) saat melakukan kunker ke Lombok, (foto: istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Anggota DPR-RI, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Muhammad Kadafi, berharap pembangunan Mandalika International Street Circuit atau Sirkuit Mandalika di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat selesai sesuai jadwal, dan siap menggelar MotoGP pada 2021.

“Event internasional seperti ini sangat bagus untuk Indonesia,” kata Kadafi dalam rilisnya diterima radarbangsa, Senin 25 November 2019.

Kadafi mengatakannya setelah pulang dari berkunjung ke Mandalika bersama anggota Komisi X lainnya yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi X DPR-RI, Syaiful Huda. Mereka ke Mandalika untuk melihat perkembangan persiapan MotoGP 2021, dan sekaligus menjenguk kondisi pariwisata lainnya di sana.

Sebagai anggota Komisi X DPR RI, Kadafi berkewajiban terus mengikuti perkembangan Mandalika, termasuk pembangunannya yang sudah dilaksanakan sejak Oktober lalu dan diperkirakan selesai pada 2020, “Termasuk soal pre-booking titek MotoGP Mandalika pada Januari 2020, saya terus mengikutinya,” katanya.

Selain itu, kata Kadafi, ia juga mengamati kinerja beberapa BUMN yang bersinergi untuk persiapan MotoGP Mandalika 2021. “Seperti pengerjaan badan jalan oleh WIKA dan Waskita Karya hingga penambahan panjang lintasan runway. Juga Pelindo III dan ASDP yang mengembangkan fasilitas kargo,” katanya.

“Bahkan termasuk DAMRI membuka rute baru yang melayani sejumlah wilayah di Lombok menuju Mandalika dengan menyiapkan 12 bus baru. Serta pemerintah yang menyiapkan akses jalan langsung/bypass sepanjang 17,39 KM dari bandara ke lokasi,” kata Kadafi lagi.

Kadafi menambahkan bahwa sangat banyak kegiatan lain yang menjadi faktor pendukung MotoGP Mandalika 2021 itu. “Ditambah lagi Mandalika juga memiliki daya tarik tersendiri, yaitu sangat menarik untuk pariwisata. Dengan demikian, MotoGP ini dengan sendirinya menjadi ajang promosi yang mendunia untuk Mandika,” katanya.

Sirkuit itu, kata Kadafi, akan menjadi faktor yang sangat berjasa untuk menaikkan jumlah wisatawan ke Indonesia. “Juga menjadi magnet untuk memajukan sektor lainnya seperti ekonomi kreatif. Karena itru, karena butuh sinergitas antara pemerintah dengan para pelaku usaha,” katanya. “Loma itu menjadi sport entertaiment,” katanya.

Hal penting lainnya, lanjut Kadafi, masyarakat setempat juga perlu meningkatkan pemahaman bahasanya terutama bahasa Inggris, peduli lingkungan dan bisa ramah melayani tamu berbagai negara. “Karena ini ajang promosi kita dan kita harapkan mendapat respon baik dari para wisatawan dan kita harapkan mereka akan kembali mengunjungi Lombok,” katanya.

Kadafi menyarankan, penyelenggara harus pandai melobby agar jadwal MotoGP di Indonesia punya efek lebih baik untuk Mandalika. “Misalnya bagaimana caranya agar para pembalab dan crewnya bisa menikmati daerah wisata kita. Pastinya para pembalab sangat banyak follower di media sosialnya terutama di Instagram, maka secara tidak langsung mereka akan mempromosikan Indonesia,” katanya.

Kadafi memberi contoh Thailand. “Biasanya, mereka membuat jadwalpada Oktober dan November, dan mereka berhasil memindahkan ke bulan Maret, lalu merancang waktu 3 minggu ke seri Eropa di bulan berikutnya, otomatis para pembalap dan crew masih punya waktu liburan di Thailand,” katanya.

Selain itu, Kadafi mengatakan Indonesia sudah berpengalaman menjelanggarakan MotoGP. Sebelum di Mandalika, sudah pernah dilaksanakan di Sirkuit Sentul pada pada 1996 sampai 1997. Kala itu, Sirkuit Sentul menjadi arena balapan.


Berita Terkait :