Pidato Hari Guru Nasional Beredar, Nadiem Ungkap Kegelisahan Para Guru

M. Isa | Sabtu, 23/11/2019 18:36 WIB
Pidato Hari Guru Nasional Beredar, Nadiem Ungkap Kegelisahan Para Guru Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim usai melakukan Upacara Sumpah Pemuda (foto: kemendikbud)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim beredar luar melalui jejarang media sosial seperti WhatsApp sejak Jumat 22 November 2019 kemarin. 

Pidato Menteri Nadiem Makarim memang dalam pidato yang akan dibacakan pada Peringatan Hari Guru, Minggu 25 November 2019 besok itu agak sedikit berbeda dari biasanya. 

"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi Hari ini pidato saya akan sedikit berbebeda. Saya berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke," kata Nadiem Makarim seperti yang dilihat radarbangsa melalui kemdikbudgoid, Sabtu 24 November 2019.

Dalam teks pidato tersebut juga, bos Gojek itu mengatakan banyak tantangan yang dihadapi para guru dalam mendidikan dan menyiapkan gererasi bangsa, "Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan," tambahnya.

"Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas. Tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," katanya lagi. 

Berikut teks lengkap pidato Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional 2019:

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi Hari ini pidato saya akan sedikit berbebeda. Saya berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.

Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas. Tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil Ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku  kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena Anda tahun bahwa di Dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsi dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan Penuh ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambilah langkah pertama.

Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.

  • Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
  • Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas
  • Cetuskan proyek bukti sosial yang melibatkan seluruh kelas
  • Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri
  • Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apapun perubahan Kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini akan bergerak.

Selamat Hari Guru

#MerdekaBelajar #GuruPenggerak

Jakarta, 25 November 2019

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nadiem Anwar Makarim


Berita Terkait :