Target Presiden Bergantung Pada Inovasi dan Kreativitas Menteri

Rahmad Novandri | Rabu, 23/10/2019 17:35 WIB
Target Presiden Bergantung Pada Inovasi dan Kreativitas Menteri Yanuar Prihatin (Anggota Komisi II DPR RI FPKB).

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yanuar Prihatin menyoroti pemilihan sosok menteri pada kabinet jilid II. Terpilihnya sosok tersebut diharapkan bisa terjemahkan gagasan Presiden selama lima tahun mendatang.

“Para menteri harus memahami dan mampu menterjemahkan secara operasional gagasan inti yang ingin diwujudkan Presiden dalam lima tahun ke depan secara lebih kreatif dan inovatif,” kata Yanuar melalui siaran pers, Rabu, 23 Oktober 2019.

Yanuar pun menanggapi komposisi kabinet yang baru saja dilantik. Dalam sambutan pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju, Presiden Joko Widodo meminta para menterinya tidak terjebak rutinitas.

Menurutnya, ada tiga hal penting yang dikehendaki Jokowi. Pertama, peningkatan kualitas manusia. Kedua, pemberdayaan, pengembangan dan inovasi UMKM. Ketiga, penguatan ulang Pancasila dalam berbagai sendi kehidupan.

Dibutuhkan pemahaman dan kreativitas yang otentik agar muncul terobosan hebat untuk mewujudkan tiga hal besar itu. Jangan lagi terjebak cara pandang konvensional yang teknokratik, prosedural, simbolik dan administratif untuk mengukur keberhasilan kerja para menteri.

“Di sinilah keahlian para menteri diuji untuk menemukan terobosan yang efektif dan berhasil guna dalam lingkup kementeriannya,” kata Yanuar Prihatin yang juga Ketua DPP PKB bidang UMKM dan Ekonomi Kreatif ini.

Dia menilai, kabinet Jokowi periode sebelumnya belum cukup fokus, komprehensif dan terpadu dalam mengoperasionalkan tiga isu penting itu. Pengalaman ini seyogyanya menjadi lecutan agar lima tahun ke depan para menteri kabinet lebih lincah, lebih kreatif, lebih inovatif dan lebih ambisius dalam menetapkan dan mencapai target kerjanya.

Contoh, bagaimana menterjemahkan peningkatan kualitas manusia Indonesia? Apa saja hal mendasar yang mutlak ditingkatkan dalam diri manusia itu? Di sektor apa kualitas manusia mendesak diupgrade secara terpola? Metodologi apa yang akan ditempuh? Banyak pertanyaan yang memerlukan jawaban dan implementasi yang lebih kreatif.

Belum lagi soal UMKM. Pembinaan dan pengembangan UMKM selama ini terkesan parsial, tidak terintegrasi dan berjangka pendek. UMKM bukan saja menghadapi kendala struktural di sektor permodalan, pemasaran dan produksi. Lebih dari itu, spirit dan mental entrepreneur masih menjadi problem terbesar di lingkungan UMKM.

“Semua itu memerlukan percepatan serta integrasi program dan kebijakan antar sektor,” tegas anggota Komisi II DPR RI ini.

Menurutnya, kita harus menyiapkan diri secepat mungkin untuk bersaing dengan negara-negara lain. Kuncinya ada pada kualitas manusia dan jiwa entrepreneur. Hal lain yang juga harus segera diwujudkan adalah pembudayaan Pancasila dan seluruh nilai-nilainya. Seluruh lembaga pendidikan diwajibkan untuk mengajarkan kembali Pancasila dalam materi pengajarannya. Guru dan staf pengajar bidang Pancasila harus dihidupkan lagi perannya.

Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila harus diajarkan ulang di seluruh lini kementerian, badan dan lembaga pemerintahan. Termasuk BUMN/BUMD, TNI, Polri dan penegak hukum. Bahkan organisasi yang hidup di masyarakat dengan berbagai jenisnya wajib memasyarakatkan kembali Pancasila di kalangan anggota dan kader-kader organisasinya.

Dia yakin, jika tiga hal penting itu bisa diwujudkan dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan lebih cepat tumbuh dan maju. “Banyak hal yang harus segera dikerjakan. Namun kuncinya ada pada kreativitas dan inovasi para menteri sebagai penyelenggara pemerintahan,” ujarnya.