Bentengi PMI dari Radikalisme, KBRI Singapura Gelar Dialog Kebangsaan

Ahmad Zubaidi | Selasa, 08/10/2019 09:11 WIB
Bentengi PMI dari Radikalisme, KBRI Singapura Gelar Dialog Kebangsaan Prof. Yudi Latif dan Duta Besar RI untuk Singapura, Bapak Ngurah Swajaya memberikan materi dalam dialog kebangsaan di KBRI Singapura (foto: kemlugoid)

SINGAPURA, RADARBANGSA.COM - Di dalam kemajemukan yang sangat beragam di Indonesia, Pancasila telah dan harus selalu menjadi jangkar pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi pertiwi, demikian benang merah dialog kebangsaan yang diselenggarakan KBRI Singapura, Minggu 5 Oktober 2019.

Dialog kebangsaan ini juga diadakan untuk membentengi WNI di Singapura dari radikalisme. Dalam era digital dan keterbukaan informasi, penting bagi warga negara Indonesia di Singapura, khususnya pekerja migran Indonesia (PMI), untuk memahami informasi yang diterima sehingga tidak terjerumus ke hal - hal negatif seperti radikalisme.

Karena itu, KBRI kembali lagi selenggarakan rangkaian dialog kebangsaan yang kali ini bertemakan “Memperkuat Hakekat Kemerdekaan Menuju Indonesia Emas 2025” dengan menghadirkan Prof. Yudi Latif dan Duta Besar RI untuk Singapura, Bapak Ngurah Swajaya sebagai pembicara utama.

Dialog yang dihadiri sekitar 200 perwakilan masyarakat Indonesia di Singapura dipandu oleh Noor Huda, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian.

"Dalam dinamika politik, sosial dan ekonomi yang begitu cepat akibat perkembangan pesat tekonologi informasi, perlu diperkuat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai jati diri bangsa dan jangkar ideologi pemersatu bangsa dalam meneruskan cita-cita para pendiri bangsa, termasuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Ngurah Swajaya seperti dilansir dari kemlu.go.id.

Untuk mengisi kemerdekaan yang telah diproklamirkan 74 tahun yang lalu, penting bagi semua elemen bangsa, khususnya yang bermukim di Singapura untuk memahami esensi kemerdekaan, bagaimana mengisi kemerdekaan di bidang masing-masing untuk berkontribusi kepada persatuan bangsa dan negara menuju perwujudan Indonesia Emas 2045. 

“Tantangan utama bagi Indinesia yang memiliki Negara yang luas dan majemuk adalah untuk menyatukan”, ujar Prof. Yudi Latief.

Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan ideologi yang tidak hanya menjadi simbol, tetapi dipahami dan direalisasikan sebagai instrumen pemersatu bangsa Indonesia. 

Berpikir dan berbuat positif, memperkuat interaksi (engagement) menjalin persahabatan (relationship), membuat makna yang lebih berarti bagi kebersamaan (meaningful) dan mencapai tujuan bersama merupakan cara-cara praktis mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam menghadapi tantangan yang sangat dinamis. 

Membangun kebanggaan nasional (national pride) akan memperkuat semangat menyatukan bangsa yang majemuk, seperti Indonesia, dalam mewujudkan tujuan negara, termasuk dalam mewujudkan NKRI  yang lebih maju, sejahtera, stabil dan dihormati pada saat usia Indonesia mencapai 100 tahun tahun 2045 (Indonesia Emas).


Berita Terkait :