Dumpet, Koin untuk Literasi dan Pembelajaran

Rahmad Novandri | Jum'at, 30/08/2019 19:52 WIB
Dumpet, Koin untuk Literasi dan Pembelajaran Stuart Weston (kiri), Direktur Program Basic Education Tanoto Foundation, secara simbolis memasukkan uang sebagai dukungan program Dumpet SDN 47 Kota Jambi. (Foto: saiful bahri/radarbangsacom)

JAMBI, RADARBANGSA.COM - Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 tentang budi pekerti, terus digalakkan. Program GLS ini memicu banyak sekolah lebih kreatif menempuh berbagai cara meningkatkan minat baca para siswa. Salah satunya di SDN 47 Kota Jambi.

Sekolah yang merupakan mitra Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundation melalui LPTK FKIP Universitas Jambi ini melakukan terobosan program dengan nama “Dumpet” yang singkatan dari DUit MPeng Empat Tujuh yang berarti koin kecil yang dikumpulkan dalam bekas galon air minum. Program ini bertujuan mengumpulkan koin dari siswa untuk menambah koleksi buku bacaan di pojok baca dan perpustakaan maupun kebutuhan pembelajaran lainnya.

Koin yang sudah terkumpul kemudian dihitung bersama-sama disaksikan orang tua siswa lalu disepakati untuk membeli apa, misalnya dibelanjakan buku bacaan.

”Prinsipnya kami mengajak siswa untuk menaruh uang kecil berupa koin atau dumpet dalam Bahasa Jambi di bekas galon air minum, dalam menjalankan program inipun tidak memaksa siswa, sehingga siswa merasa nyaman dengan hal ini,” ungkap Ansori, Kepala SDN 47 Kota Jambi, Jumat, 30 Agustus 2019.

Baca Juga: Tidak Mau Ketinggalan, 14 MI di Tanjab Barat Diseminasi Program PINTAR Tanoto Foundation

Program yang sudah berjalan selama dua tahun ini mendapatkan dukungan banyak pihak, terutama orang tua siswa, ”Kegiatan ini dari siswa oleh siswa dan kembali untuk siswa, seperti penyediaan buku non mata pelajaran alias buku bacaan yang ditempatkan di setiap sudut kelas, sehingga pemenuhan minat baca siswa yang tinggi terpenuhi dengan adanya program Dumpet tersebut,” jelasnya.

Dia menambahkan seminggu sekali, tepatnya setiap hari selasa, program Dumpet dijalankan, setiap siswa boleh mengisi dan tidak koin ke dalam bekas air galon tersebut. “tidak ada paksaan ya,” tegasnya.

Lalu, setelah akhir semester berakhir, pihak sekolah, orang tua dan siswa untuk bersama-sama menghitung koin tersebut untuk dibelanjakan buku bacaan yang sesuai bagi siswa.

Pada kesempatan praktik mengajar fasilitator daerah dan LPTK modul II di SD tersebut, Stuart Weston, Direktur Program Basic Education Tanoto Foundation menyampaikan apresiasinya terhadap program Dumpet tersebut.

“Bagus ya, anak-anak diajak serta untuk mendukung program literasi dengan pembelian buku bacaan non mata pelajaran, apalagi didukung orang tua,” ungkapnya.

Stuart juga tidak lupa untuk memasukkan uangnya ke dalam bekas galon yang berisi koin tersebut sebagai simbol mendukung program literasi di sekolah yang terletak di jalan RE Martadinata tersebut.

Karena keberhasilannya, program ini akan didiseminasikan ke sekolah-sekolah lainnya. “Ternyata asal ada musyawarah dan kesepakatan, semua bisa dilaksanakan dengan baik, yang terpenting tidak memaksa,” ujar Ansori memberikan resep suksesnya. (Saiful Bahri)


Berita Terkait :