Tidak Mau Ketinggalan, 14 MI di Tanjab Barat Diseminasi Program PINTAR Tanoto Foundation

Ainur Rasyid | Kamis, 04/04/2019 17:33 WIB
Tidak Mau Ketinggalan, 14 MI di Tanjab Barat Diseminasi Program PINTAR Tanoto Foundation Sejumlah guru MI di Tanjab Barat mengikuti diseminasi atau penyebarluasan program PINTAR Tanoto Foundation (doc.istimewa)

JAMBI, RADARBANGSA.COM- Guna meningkatkan kualitas mutu pembelajaran dan kompetensi tenaga guru di madrasah, 14 Madrasah Ibtidaiyah di Kab. Tanjung Jabung Barat menyelenggarakan diseminasi program PINTAR Tanoto Foundation. Kegiatan ini berlangsung selama tiga kali pertemuan agar tidak mengganggu pembelajaran, yaitu pada tanggal 23 dan 30 Maret serta 1 April 2019. 45 guru MI dilatih salah satu materi pembelajaran aktif melalui pendekatan MIKiR atau Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi serta budaya baca.

”Guru madrasah di Tanjab Barat perlu ditingkatkan kualitas mengajarnya di kelas, kami menggunakan modul program PINTAR Tanoto Foundation sebagai bagian dari upaya untuk mengubah pola pikir guru dalam pembelajaran, dari pasif ke aktif yang berpusat pada siswa,” ungkap Khoirul Fadli, guru MIN 1 Tanjab Barat sekaligus fasilitator daerah, Rabu, 3 Maret 2019.

Sementara itu, Dahlia, Kepala MI Sa’datuddaroini, selaku tuan rumah dalam sambutannya mengatakan pihaknya ingin agar guru-guru di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah terus meningkatkan kompetensi mengajarnya, harus memiliki metode yang baik agar output siswa berprestasi dapat tercapai.

”Tujuan kegiatan diseminasi ini mendorong guru-guru Madrasah Ibtidaiyah jangan sampai ketinggalan ilmu pengetahuan terkait pembelajaran, oleh karena itu saya mengajak guru-guru di lingkungan KKMI se Tungkal Ilir, Betara dan Kuala Betara mendapatkan replikasi materi program PINTAR Tanoto Foundation,” ujarnya bangga.

Selain itu, pihaknya ingin guru madrasah mampu memanfaatkan sumber daya yang ada agar dapat menghadirkan pembelajaran yang berkualitas walaupun sumber dayanya terbatas.

”Guru-guru di madrasah harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada, termasuk memanfaatkan dukungan lingkungan madrasah,” tukasnya.

Sementara itu, Ana Fauziyah, peserta pelatihan mengaku belum pernah mengikuti pelatihan, apalagi model pelatihannya berbeda dengan yang lain. Baginya, kegiatan ini sangat menarik dan membantu dirinya serta rekan yang lain untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai guru.

”Saya sangat antusias sekali dalam mengikuti kegiatan ini, bahkan ingin diulang lagi,” tukas Ana.


Berita Terkait :