Direktur BSN Jadi Narsum Bimtek di Kawasan Industri Jababeka

M. Isa | Rabu, 27/03/2019 15:16 WIB
Direktur BSN Jadi Narsum Bimtek di Kawasan Industri Jababeka Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBINU, Fitri Aryani menjadi narasumber pada kegiatan Bimbingan Teknis Komunitas di Jababeka (foto: istimewa)

BEKASI, RADARBANGSA.COM - Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Fitri Aryani menjadi narasumber pada kegiatan Bimbingan Teknis Komunitas di Kawasan Industri yang dilaksanakan di D`Khayangan Senior Living Jababeka, Selasa 26 Maret 2019.

Dalam kesempatan itu, Fitri Aryani mengatakan, kegiatan tersebut dilaksakan oleh Direktorat Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. "Kalau saya diminta untuk bicara soal pengelolaan Sampah Anorganik, inovasi Pemanfaatan Sampah Plastik menjadi Ecobrick", ujar Fitri dalam rilisnya yang diterima radarbangsacom. 

“Di kawasan Jababeka itu ada sekitar kurang lebih 13 desa, dimasing-masing desa itu perwakilannya mulai dari karangtaruna, PKK, Bank Sampah, dan ecovillage, mereka itu masing-masing datang untuk dikasih edukasi terkait pengelolaan sampah plastik,” ungkap Fitri.

Selain itu, Fitri  juga mengatakan bahwa di desa-desa itu ternyata TPA dan TPS nya overload, jadi sebenarnya sangat penting sudah mulai mengelola sampahnya sendiri, kemudian ada beberapa desa yang ternyata sudah terkena imbas banjir, meskipun sebenarnya banjirnya itu kiriman, tapi ketika pintu air dibuka mereka pasti terkena imbasnya.

“Tapi yang saat itu mereka juga sama-sama menyadari bahwa misalnya tidak ada tumpukan sampah, mungkin banjirnya tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu merugikan mereka, jadi kalau Cuma banjir kiriman sebenarnya sudah ada solusinya, tapi kalau ditambah dengan persoalan sampah ya mereka juga merasa bahwa ini sangat penting”, jelas Fitri

Dikatakan Fitri, bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) di Jababeka berkomitmen untuk bekerjasama, jika ketika nanti orang-orang itu misalnya mau bikin pelatihan pengelolahan sampah di desanya masing-masing, Karena mereka merasa itu tidak suatu kebutuhannya pabrik.

Selain itu, menurut Fitri, jika berbicara terkait soal apa dampaknya dari plastik, bukan cuma dampak lingkungan tapi juga dampak kesehatan, “misalnya kita makan ikan yang ikannya makan plastik, kita makan sapi dan kambing yang juga kadang makan plastik di TPA atau di TPS, itu kan bahaya”,katanya

Fitri menyayangkan karena tidak ada pihak perusahaan yang terlibat di sana, justru orang luar atau orang desa yang ikut, karena menurutnya Kawasan Jababeka memiliki CSR tapi selama ini tidak ada yang menyentuh lingkungan, hanya pendidikan dan lain sebagainya, sementara yang lingkungan belum ada.

“Oleh karena itu kami mengharapkan dengan adanya pelatihan seperti ini, semoga masyarakat mulai melek akan kebutuhan lingkungan, sehingga ketika masyarakat membutuhkan dana kepada para CSR tadi, dan itu ya kebutuhan-kebutuhan untuk lingkungan yang tidak cuma sekadar modal yang kepentingan jangka pendek”, tukasnya.


Berita Terkait :