Sambut Harlah NU ke-96 Versi Hijriah, PBNU akan Gelar Tahlil Serentak Nasional

Sugito | Kamis, 21/03/2019 10:25 WIB
Sambut Harlah NU ke-96 Versi Hijriah, PBNU akan Gelar Tahlil Serentak Nasional Logo NU (foto: nu.or.id)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menyambut hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-96 versi tahun Hijriah, PBNU menginstruksikan seluruh warga NU menggelar istighotsah secara serentak di tempat masing-masing pada 16 Rajab 1440 H yang bertepatan dengan tanggal 23 Maret 2019.

Mengutip pernytaan Ketua PBNU Robikin Emhas istghotsah serentak ini akan dimulai pada jam 06.00 waktu setempat. Ia mengatakan bahwa instruksikan ditujukan kepada seluruh pengurus NU dari anak ranting hingga pusat serta pengurus 14 lembaga dan 18 badan otonom NU dari cabang hingga pusat, 36 pengurus NU di luar negeri (PCINU) serta pesantren dan majelis ta’lim, serta warga NU pada umumnya.

“Tujuan kegiatan ini adalah memohon pertolongan kepada Allah agar keluarga masyarakat dan bangsa kita senantiasa menjadi keluarga, mayarakat, dan bangsa yang aman damai, makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur; kegiatan ini juga bertujuan untuk mendoakan para ulama, pejuang, para syuhada shalihin yang merupakan perintis kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2019.

Sebagaimana dijelaskan Robikin Emhas kegiatan bernama Istighotsah Kubra dan Tahlil Serentak Nasional ini bisa dipusatkan di masjid, mushala, pesantren, atau di tempat terbuka di lingkup cabang atau wilayah masing-masing.

Kegiatan ini, sambungnya, akan diikuti 10.985.100 orang dengan rincian sebanyak 8.980.350 orang yang dikoordinasi PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia, sebanyak 2.000.000 orang yang dikoordinasi kalangan pesantren dan majelis taklim, serta 4.750 orang yang dikoordinasi PCINU di 36 negara.

Lebih lanjut ia mengatakan, Rais `Aam PBNU KH Miftachul Akhyar sebelumnya sempat mewacanakan peringatan harlah NU pada Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, akhir bulan lalu.

“Ternyata sambutan pengurus wilayah dan cabang, serta warga NU sangat luar biasa. Berdasarkan laporan yang masuk ke PBNU, jumlah yang ingin hadir, melebihi yang diperkirakan. Kita punya rincian detail jumlah orang dari tiap daerah,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, PBNU mempertimbangkan pelaksanaan tersebut dari berbagai aspek, terutama keamanan dan ketertiban, juga ketersediaan tempat.

“Kita berpegang kepada kaidah fiqih, dar’ul mafasid muqadamun ala jalbil mashalih, mencegah dampak yang tak diharapkan lebih penting daripada kemeriahan seremonial. Juga kaidah riayah mashalihil ‘ammah; kemashalahatan untuk kepentingan umum harus didahulukan daripada kepentingan golongan,” pungkasnya. 


Berita Terkait :