Memberikan Zakat Fitrah Sekeluarga untuk Satu Orang, Bolehkah?

Neli Elislah | Selasa, 27/04/2021 16:37 WIB
Memberikan Zakat Fitrah Sekeluarga untuk Satu Orang, Bolehkah? Donasi Makanan

RADARBANGSA.COM - Zakat Fitrah adalah zakat wajib bagi semua umat Islam dengen ketentuan harus dibayarkan pada saat Ramadan da sebelum melaksanakan salat Idul Fitri. Kewajiban membayar Zakat Fitrah ini berlaku untuk semua kalangan bahkan anak-anak. Bagi anak ataupun orang yang sudah lansia yang tidak memiliki harta untuk di zakatkan, kepala keluarga wajib menanggung Zakat Fitrah untuk orang-orang yang ia nafkahi.

Banyak cara untuk menunaikan kewajiban Zakat Fitrahnya, sebagian meneyrahkan 1 sha beras kepada petugas pengumpulan zakat ataupun mengeluarkan zakatnya sendiri. Ada juga yang memberikan zakat sekeluarga untuk satu orang penerima zakat. Lantas hal ini menuai pertanyaan, bolehkah Zakat Fitah satu keluarga diberikan kepada satu orang?

Menurut pendapat ulama mazhab Syafii, Zakat Fitrah dan zakat lainnya wajib diberikan secara merata kepada seluruh golongan mustahik zakat di daerah tersebut. Standar minimal membagikan zakat secara rata kepada tiga orang di setiap golongan mustahik zakat yang berjumlah delapan. Semisal ada dua kelompok mustahik zakat di daerah setempat, fakir dan gharim, maka jika Zakat Fitrah wajib dibagi kepada enam orang, dengan perincian tiga orang dari golongan fakir, tiga orang dari golongan gharim.

Jika tidak melakukan sesuai dengan aturan tersebut, maka wajib mengganti rugi kepada mustahik zakat yang belum diberi, berupa harta paling minimal yang bisa dihargai (aqallu mutamawwal). Sebagian pendapat menyebut ganti ruginya adalah nominal harta yang sebanding dengan sepertiga zakat yang ditunaikan. Tidak berlaku bagi mustahik berupa amil (panitia zakat), boleh memberikan zakat kepada satu orang saja dari golongan amil.

Aturan ini berlandaskan kepada ayat mengenai mustahik zakat karena bentuk plural (jama), al-fuqara, al-masakin, dan seterusnya. Dalam gramatika Arab, minimal jama berjumlah tiga orang. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Qasim al-Ghuzzi:

(ولا يقتصر) في إعطاء الزكاة (على أقل من ثلاثة من كل صنف) من الأصناف الثمانية (إلا العامل)؛ فإنه يجوز أن يكون واحدا إن حصلت به الحاجة فإن صرف لاثنين من كل صنف غرم للثالث أقل متمول. وقيل يغرم له الثلث

“Dan tidak boleh meringkas dalam memberi zakat atas jumlah yang kurang dari tiga orang dari setiap golongan mustahik zakat yang ada delapan, kecuali amil, maka boleh diberikan hanya kepada satu orang jika dengan satu orang tersebut terpenuhi kebutuhan. Maka jika zakat diberikan kepada dua orang dari setiap golongan, wajib mengganti rugi kepada orang ketiga berupa minimal harta yang bisa dihargai. Sebagian pendapat mengatakan ganti ruginya adalah sepertiga” (Syekh Ibnu Qasim al-Ghuzzi, Fath al-Qarib Hamisy Qut al-Habib al-Gharib, hal. 213).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka tidak boleh memberikan Zakat Fitrah sekelurga pada satu orang. 

Pendapat lain oleh Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad bin Hanbal, zakat—termasuk zakat fitrah—boleh diberikan kepada satu orang mustahik, tidak wajib diratakan kepada seluruh kelompok penerima, tidak pula harus diberikan kepada minimal 3 orang dari masing-masing kelompok. Pendapat tiga Imam ini juga difatwakan oleh banyak ulama dari kalangan Syafiiyah, di antaranya Imam Ibnu ‘Ujail al-Yamani, Imam al-Ashba’i dan mayoritas ulama Muta’akhirin. Argumen dari pendapat ini bahwa pemberian zakat kepada minimal tiga orang di setiap kelompok sulit untuk direalisasikan, terlebih Zakat Fitrah yang jumlahnya sedikit. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Abu Bakr bin Syatho:  

وقال ابن حجر في شرح العباب قال الأئمة الثلاثة وكثيرون يجوز صرفها إلى شخص واحد من الأصناف. قال ابن عجيل اليمني ثلاث مسائل في الزكاة يفتى فيها على خلاف المذهب، نقل الزكاة، ودفع زكاة واحد إلى واحد، ودفعها إلى صنف واحد

“Syekh Ibnu Hajar berkata dalam Syarh al-Ubab, berkata tiga imam dan banyak ulama (Syafi’iyah), boleh memberikan zakat kepada satu orang dari beberapa ashnaf. Ibnu Ujail al-Yamani berkata, tiga permasalahan zakat yang difatwakan berbeda dengan pendapat al-Madzhab, kebolehan memindah zakat, kebolehan memberi zakatnya satu jiwa kepada satu orang, dan kebolehan memberi zakat kepada satu golongan” (Syekh Abu Bakr bin Syatho, I’anah al-Thalibin, juz.2, hal. 212).

Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur menjelaskan:

(مسألة ي ش) لا خفاء أن مذهب الشافعي وجوب استيعاب الموجودين من الأصناف في الزكاة والفطرة ومذهب الثلاثة جواز الاقتصار على صنف واحد وأفتى به ابن عجيل والأصبعي وذهب إليه أكثر المتأخرين لعسر الأمر ويجوز تقليد هؤلاء في نقلها ودفعها إلى شخص واحد كما أفتى به ابن عجيل وغيره

Tidak ada keraguan bahwa menurut mazhab Syafii diwajibkan meratakan mustahik zakat yang wujud dari beberapa golongan di dalam zakat (mal) dan zakat fitrah. Menurut mazhabnya tiga Imam, boleh meringkas atas satu golongan. Pendapat ini difatwakan oleh Syekh Ibnu Ujail, Syekh al-Ashba’i dan diugemi oleh mayoritas ulama muta’akhirin, karena sulitnya perihal (meratakan zakat). Boleh mengikuti pendapat-pendapat tersebut dalam memindah zakat dan memberinya kepada satu orang seperi fatwanya Syekh Ibnu ‘Ujail dan lainnya”. (Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur, Bughyah al-Mustarsyidin, hal. 219).

Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa Zakat Fitrah sekeluarga baiknya tidak diberikan pada satu orang mustahik, karena permasalahan ini masih diperdebatkan oleh ulama (ikhtilaf). 

 

TAG : Zakat Fitrah

Berita Terkait :