KEDIRI, RADARBANGSA.COM - Aizuddin Abdurrahman yang biasa dipanggil Gus Aiz, cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari dipastikan bakal mewarnai Pilkada Kota Kediri 2018. Nama mantan Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa ini muncul mendekati pendaftaran pasangan calon Wali Kota Kediri periode 2019-2023 dari jalur partai politik (parpol).
Gus Aiz mengaku maju dalam bursa pencalonan atas perintah dari para kiai-kiai sepuh NU di Kota Kediri. "Saya selaku santri yang ketepatan juga berkhitmad kepada para masyayikh, diperintah apapun, kondisi apapun, nderek dawuh, termasuk diperintah untuk menjadi calon Wali Kota
Kediri," kata Gus Aiz.
Nama Gus Aiz memang tidak setenar ketiga kandidat calon wali Kota Kediri lainnya. Calon yang diusung oleh PKB, Partai Golkar, PPP, dan Gerindra ini bisa disebut wajah baru. Setidaknya bila dibandingkan dengan calon petahana Abdullah Abu Bakar, maupun Samsul Ashar. Namun, ternyata dia mengaku bukan orang asing bagi Kota Kediri.
"Saya sudah tidak asing lagi dengan Kediri. Karena masa kecil saya juga disini," ungkap Gus Aiz kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Bagi Gus Aiz, Kota Kediri adalah kota kedua. Karena semasa kecil dia pernah nyantri di salah satu ponpes di Kolak, Ngadiluwih. Ia lahir di Jombang, 1 Mei 1979.
Gus Aiz adalah menantu KH Anwar Iskandar dan masih keponakan KH MD Thoha Yahya (Gus Lik) dari Jamsaren Kediri. Juga, masih bertalian saudara dengan Ketua PCNU Kota Kediri Abdullah Abu Bakar Abdul Jalil (Gus Ab).
Tokoh yang juga salah seorang ketua PBNU ini menghabiskan masa sekolahnya di Kota Kediri. Mulai di SDN Manisrenggo, MTsN Kediri 1, dan MAN 2 Kediri. Lalu, apa alasannya ingin maju pilwali Kediri? “Saya ingin memperbaiki Kota Kediri,” ujarnya.
Gus Aiz mengatakan, Kota Kediri terkenal di dunia sebagai kota yang memiliki banyak pondok pesantren (ponpes). Sayang, ponpes kurang mendapat perhatian. Padahal, dengan pendidikan akhlak yang baik, generasi muda bisa membentengi diri dari pengaruh dunia luar yang semakin liberal. “Pendidikan akhlak inilah yang tidak diutamakan,” ujarnya.
Selain pendidikan akhlak, suami dari Neyla Saida Anwar ini mengatakan, banyak bidang yang belum tergarap dengan baik. Yang paling menonjol adalah bidang perekonomian. Sampai saat ini, Kota Kediri masih tergantung pada PT Gudang Garam Tbk. Padahal, jika dalam dunia bisnis, segala sesuatu bisa terjadi. “Bagaimana jika PT Gudang Garam Tbk itu pindah dari Kota Kediri?” tanyanya.
Untuk itu, jika mendapat dukungan dari masyarakat Kota Kediri, peraih penghargaan Citra Bhakti Peduli Bangsa 2012 ini mengatakan, akan membuat gebrakan di bidang ekonomi. Sehingga, perekonomian Kota Kediri tidak hanya bergantung pada PT Gudang Garam Tbk.
“Sumber daya manusia (SDM) Kota Kediri itu melimpah dan jarak Kediri-Surabaya juga tidak terlalu jauh. Jadi, sangat mungkin perekonomian Kota Kediri bisa meningkat,” terangnya.
Terkait dengan Sudjono Teguh Wijaya, Gus Aiz mengatakan, pasangannya itu memiliki visi dan misi yang sama, yaitu memperbaiki Kota Kediri. Karena itu, dia merasa pas gandeng dengan Jono di Pilwali 2018.
Melalui visi dan misinya, Gus Ais ingin meningkatkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan Kota Kediri. Peningkatan tersebut terbagi dalam enam target pokok:
Pendidikan :
Pengalaman Pekerjaan:
Pengalaman Organisasi: