Bali Gandeng BI Tawarkan 14 Proyek Hilirisasi Senilai Rp 1,84 Triliun

Arif Setiawan | Jum'at, 20/06/2025 19:30 WIB
Bali Gandeng BI Tawarkan 14 Proyek Hilirisasi Senilai Rp 1,84 Triliun Bali Jagaditha 2025. (Foto: bank_indonesia_bali)

RADARBANGSA.COM - Bali kembali menarik minat para penanam modal melalui forum Bali Jagadhita Investment Forum (BJIF) 2025. Dalam forum tersebut, Bank Indonesia (BI) menawarkan 14 proyek hilirisasi dan ekonomi hijau kepada investor dari dalam dan luar negeri. Total estimasi nilai investasi dari proyek-proyek yang ditawarkan mencapai Rp 1,84 triliun.

Proyek-proyek tersebut telah dimasukkan dalam katalog investasi Bali Jagadhita 2025 dan tersebar di berbagai kabupaten/kota di Bali.

Adapun proyek-proyek potensial yang ditawarkan meliputi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Denpasar, revitalisasi Bandara Letkol Wisnu di Kabupaten Buleleng, serta pembangunan jaringan utilitas terpadu di Kabupaten Badung.

Selain itu, terdapat pula proyek pengembangan kopi arabika di Desa Mengani, Kabupaten Bangli; kawasan Singamandawa Kintamani; dan Kebun Raya Gianyar. Sektor energi terbarukan juga mendapat perhatian melalui proyek pembangkit listrik tenaga surya di Kubu, Kabupaten Karangasem.

Proyek lainnya termasuk pembangunan rest area di Rambut Siwi, Mendoyo, Kabupaten Jembrana; pengembangan Bukit Teletubbies dan budidaya rumput laut di Nusa Penida, Klungkung; serta sentra pengolahan ikan makarel di Kusamba, Klungkung.

Tak ketinggalan, revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana di Kabupaten Tabanan, kawasan industri terpadu Bali 6.0 di Melaya, Kabupaten Jembrana, serta Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ayung yang mencakup wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan juga masuk dalam daftar.

“Forum itu menjadi katalis investasi berkualitas di Bali, khususnya diversifikasi investasi yang selama ini didominasi oleh sektor tersier,” kata Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Indra Gunawan Sutarto, dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, selama ini jenis investasi di Bali masih sangat terpusat di sektor tersier. “Jenis investasi sebesar 94 persen adalah sektor tersier meliputi pembangunan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran,” ungkapnya.

Sementara itu, realisasi investasi Bali pada tahun 2024 tercatat mencapai Rp 36,5 triliun, jauh melampaui target yang hanya sebesar Rp 16,2 triliun. “Investasi itu mampu membuka penyerapan tenaga kerja sebanyak 53 ribu orang,” ujar Indra.

Meski demikian, ia mencatat bahwa distribusi investasi masih belum merata. “Masalahnya 81,5 persen realisasi investasi itu masih terpusat di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar atau Bali Selatan,” jelasnya.

Karena itu, BI menilai pentingnya perluasan investasi ke sektor primer dan sekunder demi meningkatkan ketahanan ekonomi Bali. “Padahal sektor tersier dinilai rentan terhadap guncangan eksternal sehingga perlu didorong perluasan investasi di sektor primer dan sekunder seperti di 14 proyek potensial itu,” tegas Indra.

Melalui diversifikasi dan pemerataan investasi ini, Bali diharapkan bisa mencapai target investasi tahun 2025 sebesar Rp 45,6 triliun dengan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.


Berita Terkait :