Ini Keuntungan Jumlah Bandara Internasional di Indonesia Dipangkas

Rahmad Novandri | Senin, 29/04/2024 09:35 WIB
Ini Keuntungan Jumlah Bandara Internasional di Indonesia Dipangkas Bandara Internasional Juanda, Surabaya. (Foto: Kominfo Jawa Timur)

​​​​​RADARBANGSA.COM - Pemerintah menutup sejumlah bandar udara (Bandara) Internasional di Indonesia. Pengurangan jumlah Bandara Internasional tersebut didukung oleh Ketua Umum Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Denon Prawiraatmadja. 

Menurutnya, pengurangan bandara berstatus internasional berdampak positif bagi industri penerbangan di Tanah Air. Dengan semakin sedikitnya jumlah bandara internasional maka akan menghidupkan bandara-bandara kecil di Indonesia. 

Sebab perjalanan lintas negara akan meneruskan melalui penerbang domestik atau moda transportasi lain jika hendak mencapai tujuan. 

"Dengan pola hub and spoke, bandara di kota kecil akan hidup dan menjadi penyangga (spoke) bagi bandara di kota yang lebih besar (sub hub). Dari bandara sub hub itu akan menjadi penyangga bandara hub yang kemudian menghubungkan penerbangan ke luar negeri sebagai bandara internasional," ujar Denon dikutip dari okezone, Senin, 29 April 2024.

"Sehingga dengan demikian semua bandara dapat hidup, konektivitas penerbangan terbangun dan terjadi pemerataan pembangunan," sambungnya. 

Pada pola hub and spoke, selain terjadi konektivitas transportasi udara dan meningkatkan pemerataan pembangunan, bisnis penerbangan nasional juga akan lebih meningkat dan akan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang. 

"Penataan jumlah bandara internasional oleh pemerintah juga sudah adil karena bandara yang status penggunaannya domestik pada prinsipnya tetap dapat melayani penerbangan luar negeri untuk kepentingan tertentu secara temporer (sementara), seperti untuk Kenegaraan; Kegiatan atau acara yang bersifat internasional; Embarkasi dan Debarkasi haji; Menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti industri pariwisata dan perdagangan; dan Penanganan bencana," pungkasnya.


Berita Terkait :