Yen Jatuh ke Posisi Terendah Sejak 1990, Picu Peringatan Intervensi

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 28/03/2024 11:47 WIB
Yen Jatuh ke Posisi Terendah Sejak 1990, Picu Peringatan Intervensi Yen Jepang (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Yen tersungkur ke level terendah sejak 1990, Rabu, sebelum rebound sedikit setelah pejabat tinggi moneter Jepang bertemu untuk membahas melemahnya mata uang itu dengan cepat dan menunjukkan mereka siap untuk melakukan intervensi.

Dolar mencapai 151,975 yen, terkuat terhadap yen sejak pertengahan 1990, sebelum turun 0,13% menjadi 151,36, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu atau Kamis pagi WIB.

Bank of Japan, Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan Jepang mengadakan pertemuan pada akhir jam perdagangan Tokyo, setelah itu Wakil Menkeu Masato Kanda mengatakan "tidak akan mengesampingkan langkah apa pun untuk menanggapi pergerakan FX yang tidak teratur."

Otoritas Jepang mengambil tindakan untuk mempertahankan yen di posisi 151,94 pada 2022, dan Menteri Keuangan Shunichi Suzuki, Rabu, menggunakan kata-kata yang sama sebelum intervensi tersebut, memperingatkan Jepang akan mengambil "langkah tegas" terhadap pergerakan mata uang yang berlebihan.

“Mereka berenang melawan arus di sini, sampai batas tertentu. Intervensi membantu dalam jangka pendek, namun ini bukan solusi jangka panjang,” kata Bipan Rai, analis CIBC Capital Markets di Toronto.

Yen merosot lebih dari 7% tahun ini, didorong melebarnya kesenjangan antara imbal hasil obligasi Amerika Serikat dan Jepang, yang tidak banyak diubah oleh kenaikan kecil suku bunga Bank of Japan, minggu lalu.

Kunci untuk membendung kejatuhan mata uang Jepang tersebut, saat ini, mungkin adalah Federal Reserve yang memulai siklus penurunan suku bunga dan pelemahan imbal hasil obligasi pemerintah di luar Jepang.

“Saya menduga intervensi, atau ancaman untuk melakukan intervensi, sebenarnya sekadar mengulur waktu sampai kita mulai melihat perubahan yang lebih berkelanjutan di luar negara tersebut,” kata Rai.

Keperkasaan Dolar

Dolar berada di jalur kenaikan kuartalan yang solid setelah investor mengurangi ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga besar-besaran di tengah data ekonomi Amerika yang kuat dan keengganan para petinggi bank sentral.

Guy Miller, Chief Market Strategist Zurich Insurance, mengatakan mata uang lain menderita karena beban mata uang AS yang kuat.

“Perekonomian Amerika berjalan jauh lebih baik dari perkiraan kebanyakan orang, terutama dibandingkan negara-negara lain di dunia,” kata Miller.

Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,05% menjadi 104,34, dan sejauh ini melesat sekitar 3% pada 2024.

TAG : Yen , Dolar , AS

Berita Terkait :