Harga Beras di Asia Naik Tajam Sejak 15 Tahun

Anata Lu’luul Jannah | Sabtu, 02/12/2023 07:21 WIB
Harga Beras di Asia Naik Tajam Sejak 15 Tahun Ilustrasi beras (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Harga beras berada di jalur menuju level tertinggi baru dalam 15 tahun terakhir, mengancam untuk memicu lebih banyak lagi kecemasan di Asia dan Afrika di mana biji-bijian merupakan makanan pokok bagi miliaran orang.

Melansir Bloomberg, Beras putih Thailand 5% broken - patokan beras di Asia - telah melonjak USD57 selama dua minggu terakhir menjadi USD640 per ton setelah periode yang relatif tenang. Harga tersebut tidak jauh dari level tertinggi sejak Oktober 2008. Sebelumnya, harga beras sempat melaju kencang pada awal Agustus setelah adanya pembatasan ekspor besar-besaran beras India.

Menurut Chookiat Ophaswongse, presiden kehormatan Asosiasi Eksportir Beras Thailand, meningkatnya permintaan akan beras Thailand dari pembeli-pembeli yang tidak terduga seperti Brasil dan Filipina ikut berkontribusi pada kenaikan ini. Harga domestik yang lebih tinggi dan penguatan baht ikut mendukung lonjakan ini, imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis 30 11 November 2023.

Setiap pekan Chookit bersama Asosiasi Eksportir Beras Thailand menetapkan harga untuk broken rice 5% dan varietas lainnya. "Kami mencatakan penjualan yang lebih baik sekarang karena Vietnam kekurangan stok," ujar Chookiat.

India meningkatkan pembatasan ekspor pada akhir Juli dan diperkirakan akan tetap memberlakukannya sampai tahun depan karena Perdana Menteri Narendra Modi berusaha mengendalikan harga domestik menjelang pemilihan umum. Langkah-langkah ini mengarah pada serangkaian kesepakatan pasokan dan diplomasi karena konsumen-konsumen beras utama mengkhawatirkan pasokan.

Beras sangat penting untuk bahan pangan miliaran orang dan menyumbang sebanyak 60% dari total asupan kalori penduduk di beberapa bagian Asia Tenggara dan Afrika. Kenaikan harga telah memicu inflasi yang lebih tinggi di negara-negara pembeli utama seperti Indonesia dan Filipina.

El Nino, yang biasanya membawa kondisi yang lebih kering ke daerah-daerah yang sedang tumbuh di Asia, berpotensi mengurangi pasokan lebih jauh lagi. Produksi Thailand diperkirakan akan turun 6% pada tahun 2023-24 karena fenomena iklim ini, sementara Vietnam mengarahkan beberapa petani untuk menanam lebih awal karena adanya peringatan dini akan risiko kekeringan

TAG : Beras , Pangan

Berita Terkait :