Gejolak Timur Tengah, Kurs Rupiah Potensial Melemah

Anata Lu’luul Jannah | Rabu, 11/10/2023 10:13 WIB
Gejolak Timur Tengah, Kurs Rupiah Potensial Melemah Karyawan Bank Tunjukkan Uang Pecahan Rupiah Rp50.000 dan Rp100.000 (Foto: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Kurs rupiah diprediksi tetap melemah terhadap dolar, karena masih terbebani efek suku bunga tinggi Amerika Serikat dan konflik bersenjata antara Hamas dengan Israel. Mengutip data Bloomberg, Rabu

Mengutip data Bloomberg, Rabu pukul 09.13 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp15.736 per dolar AS, menguat 2 poin atau 0,01% dibandingkan dengan penutupan Selasa sore di level Rp15.738 per dolar AS. Lalu di pukul 10.11 lanjut menguat tipis di Rp 15.712 atau menguat 0,17 persen alias 26 poin.

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan bahwa dengan naiknya kembali kurs rupiah ke atas kisaran Rp15.700 per dolar AS kemarin, ini mengindikasikan bahwa pelemahan masih membayangi nilai tukar rupiah terhadap dolar. "Ekspektasi suku bunga tinggi AS dan ditambah konflik bersenjata Israel-Hamas masih menjadi sentimen pelemah rupiah terhadap dolar AS," kata Ariston seperti dikutip IPOT News, Rabu 11 Oktober 2023.

Tapi tadi malam, salah satu petinggi Bank Sentral AS, Raphael Bostic dan Neel Kashari mengikuti rekan-rekannya sehari sebelumnya. Dia juga memberikan komentar bahwa kenaikan suku bunga acuan AS tidak diperlukan lagi.

"Komentar ini sedikit banyak menurunkan penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya. Indeks dollar terlihat bergerak turun pada perdagangan kemarin. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga tidak bertahan turun," ujar Ariston. 

Oleh karena itu, ada kemungkinan rupiah menguat pagi ini sebelum ditutup melemah hari ini. "Potensi penguatan ke arah Rp15.700 - Rp15.680 per dolar AS, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp15.750 per dolar AS," tutup Ariston.

TAG : Rupiah , dolar , kurs