Harga Emas Dunia Melambung Terdongkrak Kebijakan Bank (Foto: Genpi)
RADARBANGSA.COM - Harga emas merosot mencapai level terendah dalam tujuh bulan, imbas penguatan dolar disusul ekspektasi penguatan inflasi Amerika yang akan dirilis minggu ini.
Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi USD1.846,29 per ons pada pagi hari tadi. Angka tersebut berara di posisi terendah sejak 10 Maret, setelah mencatat kerugian 4% minggu lalu, pelemahan terbesar sejak Juni 2021, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Senin 2 Maret 2023.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat menyusut 0,2% menjadi USD1.861,80 per ons.
Indeks Dolar (Indeks DXY) bertahan di dekat level tertinggi dalam 10 bulan, sementara imbal hasil US Treasury turun dari level puncak 16 tahun.
Inflasi Amerika melambat pada Agustus, dengan kenaikan harga tahunan tidak termasuk pangan dan energi turun di bawah 4,0% untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, data menunjukkan pada Jumat.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, yang merupakan ukuran inflasi yang diawasi ketat oleh Federal Reserve, kini rata-rata mendekati target bank sentral sebesar 2% selama tiga bulan terakhir.
Presiden Fed New York, John Williams, mengatakan bank sentral mungkin akan menghentikan kenaikan suku bunga karena tekanan inflasi, meski masih tinggi, kembali menuju target resmi.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas, yang dihargai dalam dolar dan tidak memberikan imbal hasil.
Inflasi di zona euro turun ke level terendah dalam dua tahun pada September.
Kongres Amerika meloloskan rancangan undang-undang pendanaan sementara, Sabtu malam, dengan dukungan besar dari Partai Demokrat untuk menghindari penutupan sebagian pemerintah federal yang keempat dalam satu dekade.
Perak di pasar spot merosot 0,71% ke level terendah enam bulan di USD22,00 per ons, platinum naik 0,2% menjadi USD906,04 dan paladium menguat 0,2% menjadi USD1.248,41
