Harga Komoditas Turun, Neraca Transaksi Berjalan RI Defisit

Anata Lu’luul Jannah | Rabu, 23/08/2023 10:49 WIB
Harga Komoditas Turun, Neraca Transaksi Berjalan RI Defisit Sektor Perkebunan Kelapa Sawit (Doc: Indonesia)

RADARBANGSA.COM - Neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia kembali mengalami defisit untuk pertama kalinya dalam dua tahun pada kuartal kedua, yaitu sebesar 0,5% terhadap produk domestik bruto (PDB), akibat jatuhnya harga komoditas dan lemahnya pertumbuhan global.

Menurut Bank Indonesia (BI) defisit neraca transaksi berjalan sepanjang periode April-Juni mencapai USD1,9 miliar, terjadi setelah ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu membukukan surplus USD3 miliar pada kuartal pertama, setara dengan 0,9% terhadap PDB.

Sebelumnya, terakhir kali Indonesia mencatat defisit current account secara triwulanan adalah pada kuartal kedua 2021, demikian laporan Reuters, dikutip Rabu 23 Agustus 2023.

Indonesia menikmati ledakan ekspor pada 2021 dan 2022, dipicu kenaikan harga komoditas global akibat pencabutan pembatasan era pandemi dan perang di Ukraina.

Namun ekspor tahun ini melambat karena harga komoditas utama, termasuk batu bara dan minyak sawit, anjlok.

BI menyebutkan defisit perdagangan jasa juga melebar pada kuartal kedua.

Neraca pembayaran Indonesia tercatat defisit USD7,4 miliar pada kuartal April-Juni, karena defisit pada neraca modal dan keuangan, yang menurut BI disebabkan arus keluar portofolio terkait dengan ketidakpastian pasar global. Indonesia membukukan surplus USD6,5 miliar pada kuartal pertama.

Secara terpisah, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada seminar bahwa Indonesia diperkirakan mengalami defisit neraca transaksi berjalan dalam kisaran 0,5% hingga 1,3% PDB pada 2024, dibandingkan perkiraan defisit 0,4% hingga surplus 0,4% pada 2023.


Berita Terkait :