Rupiah Siang Hari Lanjutkan Pelemahan ke Rp15.315 per Dolar AS

Anata Lu’luul Jannah | Selasa, 15/08/2023 13:31 WIB
Rupiah Siang Hari Lanjutkan Pelemahan ke Rp15.315 per Dolar AS Karyawan Bank Tunjukkan Uang Pecahan Rupiah Rp50.000 dan Rp100.000 (Foto: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Kurs rupiah berjalan melemah terhadap dolar siang hari ini, karena tekanan dari faktor eksternal yang berasal dari Amerika Serikat dan China. 

Mengutip data Bloomberg, Selasa 15 Agustus 2023 pukul 13.24 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp15.340 per dolar AS, melemah 25 poin atau 0,17% dibandingkan pada penutupan Senin 14 Agustus di level Rp15.315 per dolar AS.

Data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat lalu mencatat IHP atau inflasi bagi produsen pada Juli 2023 naik 0,8% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,2% yoy dan ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 0,7% yoy.

Sementara inflasi produsen inti berada di 2,4% yoy, stagnan dibandingkan bulan sebelumnya tetapi lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,3%.  Di satu sisi data inflasi produsen yang berada di atas ekspektasi nampaknya tidak terlalu direspon pasar. Pasalnya, dari target the Fed yang memasang di angka 2% nilai inflasi inti masih jauh. Begitu pula dengan indeks harga konsumen (CPI) pada Juli 2023 secara tahunan masih naik 3,2% yoy, sedangkan CPI Inti tumbuh 4,7% yoy. Kedua data inflasi tersebut mengarah pada sikap bank sentral AS yang potensi masih bisa hawkish. 

Melansir IpotNews, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan Kedua data inflasi tersebut mengarah pada sikap bank sentral AS yang potensi masih bisa hawkish. 

"Hampir pasti data yang solid ini akan membua the Fed menaikkan suku bunga acuan September nanti," ujar Josua seperti dikutip, Selasa 15 Agustus 2023.

Faktor eksternal lainnya adalah, Bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga acuan untuk kedua kalinya dalam tiga bulan pada hari ini. Ini menunjukkan bahwa pihak berwenang meningkatkan upaya pelonggaran moneter untuk mendorong pemulihan ekonomi yang tersendat.

"Ini akan menjadi sentimen negatif yang mendorong pelemahan mata uang Asia terhadap dolar AS, termasuk rupiah," tutup Josua. (

TAG : Rupiah , Dolar , AS