RADARBANGSA.COM - Petani tembakau mengeluhkan tingginya harga yang dipatok tengkulak untuk penjualan produk mereka. Keluhan ini disampaikan dalam audiensi dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Kudus, Jawa Tengah dan Kediri, Jawa Timur.
“Para petani ini mengeluhkan harga, terkait dengan tengkulak dan semacamnya. Oleh karena itu, kami pertemukan para petani tembakau dengan industri hasil tembakau agar didapatkan solusi bersama,” ungkap Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dalam keterangan tertulisnya Jumat 4 Agustus 2023.
Salah satu keluhan petani adalah sisi permodalan. Ketiadaan permodalan yang memadai memaksa para petani tembakau untuk menggantungkan diri dari pinjaman rentenir.
“Petani itu juga ternyata sebagian besar memakai uang rentenir yang bunganya 10 persen per bulan. Bayangkan, berapa untungnya? Kapan untungnya? Hal itu nanti kita bantu. Daripada tengkulak, lebih baik ke bank. Bank BRI ada pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR), bunganya hanya setengah persen sebulan atau enam persen setahun,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Industri tembakau nasional memiliki permasalahan mata rantai yang cukup panjang. Untuk menyesuaikan permintaan produsen, penilaian tembakau petani biasanya dilakukan oleh para intermediate trader seperti pengepul, kordinator petani, grader, maupun vendor.
“Kata kuncinya adalah kerja sama. Harus ada kerja sama yang baik antara petani dan industri. Jika ada masalah, cari jalan keluarnya bersama-sama. Itulah gunanya
pemerintah, mempertemukan berbagai pihak untuk berembuk. Sehingga jika produksi bagus, harga juga akan bagus,”pungkas Mendag Zulkifli Hasan.