Tanaman Hias (Doc: Jember Portal)
RADARBANGSA.COM - Pelaku tanaman hias dan buah diimbau untuk beradaptasi dan bertransformasi ke ekosistem digital.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Rulli Nuryanto mengatakan dengan terhubung ke dalam ekosistem digital, tanaman hias dan buah di Indonesia akan jauh lebih berkembang.
“Digitalisasi akan membuat koneksitas antara buyer dengan seller lebih efisien dan efektif, hal tersebut juga akan mempercepat Akselerasi perkembangan tanaman hias. Maka ekosistem tersebut yang mesti harus dibangun,” kata Rully saat memberikan sambutan di Bogor, Selasa 25 Oktober 2022.
Selain itu dengan digitalisasi usaha di sektor pertanian termasuk tanaman hias dan buah-buahan ini, juga akan semakin banyak menarik minat anak-anak muda untuk terjun di sektor pertanian.
Mengutip data dari umkmindonesia.id ekspor buah Indonesia tahun 2020 baru mencapai angka 934 ribu USD dan masih menduduki peringkat 32 dunia.
Padahal jika dilihat data dari Kementerian Pertanian, buah-buah Indonesia seperti pisang, alpukat, dan jeruk adalah buah-buah andalan ekspor dan cukup diminati di negara-negara seperti Malaysia, Jepang, Tiongkok, dan Hongkong.
“Maka dari itu, saya mengajak para pelaku usaha tanaman hias dan buah-buahan untuk mengembangkan sektor ini agar memiliki nilai tambah yang lebih besar ke depannya,” kata Rulli.
Ia menambahkan, para petani harus terkonsolidasi, dan bersinergi dan jangan membiarkan mereka hanya menggarap di lahan yang sempit, tetapi lebih baik terkonsolidasi melalui koperasi
“Koperasi dapat berperan juga sebagai aggregator, konsolidator dan menjadi offtaker serta melakukan pengolahan hasil panen. Di samping itu dalam hal pemasaran, koperasi juga dapat berperan menjualkan hasil produk pertanian sehingga harga tidak dimainkan oleh tengkulak,” kata Rulli.
