Pertamina Klaim Biaya Operasional Kilangnya Lebih Rendah dari Singapura

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 12/09/2022 12:54 WIB
Pertamina Klaim Biaya Operasional Kilangnya Lebih Rendah dari Singapura Kilang Minyak (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - PT Pertamina mengklaim bahws biaya operasional kilang minyak perusahaan lebih hemat dibanding dengan kilang milik perusahaan energi di Asia Pasifik.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman mengatakan penghematan biaya ini tak lepas dari pembangunan dan perbaikan yang terus dilakukan perusahaan.

“Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina dan hasilnya mampu menekan operasional kilang sehingga lebih rendah dari perusahaan migas lainnya di Asia Pasifik,” kata Taufik dalam keterangan resmi, Senin 12 September 2022.

Dia merinci, biaya operasional kilang Pertamina mengalami penurunan rata-rata sekitar USD 3,67 per barel. Jika dibandingkan dengan Singapura ini jauh lebih rendah yang mencapai USD 7,81 per barel.

Adapun biaya operasional kilang terendah telah dicapai dua kilang yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap yakni USD 2.83 per barel dan RU III Plaju yakni USD 2.92 per barel.

Saat ini, untuk pengadaan crude Pertamina mampu bersaing di pasar global senilai USD 69,246 per barel lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada di angka USD 69,46 per barel dan satu perusahaan migas lain jauh di atas yakni USD 71,80 per barel.

Dengan program RDMP yang terus berjalan, kilang Pertamina juga menjadi lebih fleksibel mengolah berbagai jenis minyak mentah.

Sehingga kata Taufik, rata-rata Net Cash Margin (NCM) Pertamina sangat positif, sebesar USD 4,88 per barel. Keberhasilan ini bahkan jauh dibandingkan dengan Malaysia Pertronas USD 1,56 per barel.

“Upaya menekan biaya operasi salah satunya dengan penurunan biaya pembelian crude, karena porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah yang mencapai 92% dari Biaya Pokok Produksi,” pungkasnya.


Berita Terkait :