Pertamina Hemat US$ 2,1 Miliar Meski Harga Minyak Naik

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 23/06/2022 09:56 WIB
Pertamina Hemat US$ 2,1 Miliar Meski Harga Minyak Naik Minyak Hitam (Foto: Fortune)

RADARBANGSA.COM - PT Pertamina mencatat efisiensi biaya sebesar US$ 2,21 Miliar sepanjang tahun 2021.

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini mengatakan tingginya harga minyak dunia saat ini membuat Pertamina harus mengatur ulang strategi keuangan dan operasional agar tidak mengalami kerugian.

“Kami berupaya mengoptimalkan seluruh biaya serta mengelola aspek finansial perusahaan, agar dapat menekan biaya,” kata Emma dalam keterangan tertulisnya, Kamis 23 Juni 2022.

Dari sisi finansial, Pertamina menerapkan program optimalisasi biaya di seluruh Pertamina Group yang meliputi penghematan biaya (Cost Saving), penghindaran biaya (Cost Avoidance), dan peningkatan pendapatan.

Selain, memperketat finansial, Pertamina juga menerapkan strategi operasional dalam rangka meningkatkan pendapatan yang sebagian besar dijalankan oleh anak usaha yakni enam subholding.

Di bisnis hulu, Pertamina terus meningkatkan produksi dan lifting Migas untuk memanfaatkan momentum naiknya harga minyak. Hasilnya, produksi naik 4% dan lifting 3%.

Menurut Emma, dukungan pemerintah berlanjut di tahun 2022 melalui revisi kebijakan yang menetapkan Pertalite (RON90) sebagai Bahan Bakar Penugasan Khusus menggantikan Premium (RON88) dan penyesuaian harga Pertamax. Sebagai bentuk apresiasi Pertamina terhadap dukungan tersebut, telah diterapkan beberapa inisiatif di sektor hilir yang sekaligus merespon perubahan pasar seperti ekspansi transaksi digital, mempercepat outlet Pertashop untuk menangkap peluang pasar yang lebih besar di daerah pedesaan dan mengalihkan sumber energi SPBU ke panel surya. 

“Kami sangat mengapresiasi keputusan Pemerintah dan DPR yang telah menambah pagu anggaran subsidi dan kompensasi 2022 untuk menjaga dan melindungi daya beli masyarakat serta menahan potensi inflasi. Hal ini juga merupakan bukti dukungan terhadap Pertamina dalam penyediaan energi di tengah tantangan harga minyak mentah yang tinggi,”imbuh Emma.