IHSG Diprediksi Lesu di Pekan Pertama Pasca Lebaran

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 09/05/2022 08:31 WIB
IHSG Diprediksi Lesu di Pekan Pertama Pasca Lebaran Ilustrasi. Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) hari ini dibuka menguat (Doc: 99)

RADARBANGSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada pekan pertama pasca libur Lebaran 2022.

Sentimen negatif berupa kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Federal Reserve yang mendorong pelemahan pasar saham.

Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee, mengatakan IHSG kemungkinan besar akan melakukan penyesuaian selama liburan, salah satunya koreksi akibat kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat.

"Kekawatiran kenaikan suku bunga AS dan beberapa negara maju berpotensi menekan pergerakan IHSG," kata Hans dikutip Ipotnews, Senin 9 Mei 2022.

Hans mengatakan pelaku pasar memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua atau tiga kali lagi tahun ini.

“Kemungkinan Fed Fund Rate akan naik menjadi 2-2,25% pada akhir 2022. Tahun depan akan naik lebih dari 3%," ujar Hans.

Sebagaimana diketahui pada Rabu, 4 Mei 2022 lalu, The Fed resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin.

Kenaikan itu merupakan  kenaikan terbesar dalam dua dekade yang dilakukan untuk mengatasi lonjakan inflasi yang merupakan tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

“Inflasi terlalu tinggi dan kami memahami kesulitan yang ditimbulkannya. Kami bergerak cepat untuk menurunkannya kembali. Kami sangat berkomitmen untuk memulihkan stabilitas harga," kata Chairman The Fed Jerome Powell.

Bank sentral AS juga berencana membeli obligasi untuk menjaga suku bunga rendah dan arus cash flow selama pandemi, tetapi lonjakan harga memaksanya untuk mengambil kebijakan moneter yang lebih ketat.

Tekanan ini ditambah kekhawatiran ancaman resesi global akibat lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi dan dampak perang Rusia-Ukraina.

"Apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengklaim kemenangan dan mengakhiri perang atau mengerahkan kekuatan lebih besar untuk mendapatkan kemenangan? Ada potensi Rusia menggunakan senjata nuklir atau memulai Perang Dunia III dengan memperluas serangannya ke negara anggota NATO" tukas Hans.