Uang Beredar di Bulan Agustus Melambat di Posisi Rp7.198,9 Triliun

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 23/09/2021 07:03 WIB
Uang Beredar di Bulan Agustus Melambat di Posisi Rp7.198,9 Triliun Karyawan Bank Tunjukkan Uang Pecahan Rupiah Rp50.000 dan Rp100.000 (Foto: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2021 tumbuh positif. Posisi M2 mencapai Rp7.198,9 triliun atau tumbuh sebesar 6,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,9 persen (yoy).

Perlambatan terjadi pada komponen M1 dan uang kuasi. Uang kuasi pada Agustus 2021 tercatat sebesar Rp5.239,8 triliun dengan pangsa 72,8 persen terhadap M2, tumbuh melambat dari 6,8 persen (yoy) pada Juli 2021 menjadi 5,9 persen (yoy).

"Perlambatan terjadi pada sebagian instrumen uang kuasi yakni tabungan dan simpanan berjangka," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Analisis Uang Beredar dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Kamis 23 September 2021.

Sementara itu, komponen M1 pada Agustus 2021 tercatat tumbuh sebesar 9,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 14,9 persen (yoy). Ini terutama dipengaruhi oleh perlambatan kartal dan giro rupiah.
 
Erwin menjelaskan bahwa kartal di luar sistem moneter (currency outside banks) pada Agustus tercatat sebesar Rp750,7 triliun atau tumbuh 12,6 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,6 persen (yoy).
 
"Giro rupiah masyarakat pada Agustus 2021 tumbuh sebesar 8,1 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai sebesar 15,7 persen (yoy)," paparnya.
 
Adapun dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank tumbuh 17,4 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya 25,5 persen (yoy). Dana float pada Agustus 2021 tercatat sebanyak Rp7,8 triliun dengan pangsa 0,20 persen terhadap M1.
 
Di sisi lain, surat berharga selain saham tercatat tumbuh positif 5,8 persen (yoy), berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh negatif 9,1 persen (yoy). Hal ini terutama didorong oleh peningkatan kepemilikan lembaga keuangan non bank atas surat berharga yang diterbitkan bank dan bank sentral, baik dalam rupiah maupun valas.
 
Berdasarkan faktor yang memengaruhi uang yang beredar, pertumbuhan M2 pada Agustus 2021 terutama dipengaruhi oleh tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Tagihan bersih kepada pemerintah pusat sendiri melambat, dari 38,7 persen (yoy) menjadi 21,1 persen (yoy).
 
"Perlambatan disebabkan oleh peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam rupiah," papar Erwin.
 

TAG : Uang Beredar , BI

Berita Terkait :