Penjualan Naik, Kawasan Industri Jadi Magnet Investasi

Anata Lu’luul Jannah | Selasa, 06/07/2021 12:15 WIB
Penjualan Naik, Kawasan Industri Jadi Magnet Investasi Kawasan Industri di Indonesia (Foto: Merdeka.com)

RADARBANGSA.COM - Pemerintah mencatat  adanya peningkatan jumlah dan luasan kawasan industri dalam lima tahun terakhir.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto mengatakan penambahan luas kawasan ini terjadi baik di Luar Jawa dan Jawa yang mana Ia juga menilai bahwa lahan kawasan industri selalu sukses terjual dan menarik investasi.

“Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 47,5 persen. Sedangkan, dari sisi luas, mengalami peningkatan 15.662,02 hektare (Ha) atau sebesar 43,26 persen,” jelas Eko. 

Lebih rinci di Luar Jawa, jumlah kawasan industri melonjak sebanyak 14 kawasan, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 Ha pada tahun 2020.

“Karena di luar Jawa ketersediaan lahan masih relatif luas, maka terjadi peningkatan persentase luas kawasan industri di luar Jawa lebih tinggi dibanding di Jawa,” jelas Eko.

Saat ini, terdapat 131 kawasan industri di Indonesia, dengan total luas melebihi 57 ribu Ha yang siap menyambut investor potensial skala global.

“Bahkan, kinerja penjualan lahan kawasan industri secara umum terus mengalami pertumbuhan,” ungkapnya. 

Berdasarkan data Colliers yang melakukan penelitian penjualan lahan industri, khususnya di area Greater Jakarta yang meliputi Bogor, Tangerang, Karawang, Bekasi, dan Serang, menyebutkan bahwa penjualan lahan industri di wilayah tersebut pada 2019 mengalami kenaikan hingga 380 ha.

“Hal ini cukup mengejutkan, bahkan kenaikan juga terjadi di tahun 2020. Walaupun dalam situasi pandemi, namun kawasan industri di wilayah ini masih sempat mencatatkan penjualan lahan seluas 191,4 Ha,” imbuhnya.

Penjualan lahan di luar Jawa juga tumbuh signifikan. Misalnya di Kawasan Industri Morowali yang telah memiliki luas hingga 2.000 Ha sejak beroperasi pada tahun 2015.

“Saat ini okupansinya sudah hampir penuh diisi oleh industri nikel dan turunannya. Hal yang sama juga terjadi di kawasan industri Kendal yang beroperasi semenjak 2016. Tahap pertama seluas 1000 Ha saat ini telah memiliki okupansi mencapai 40%,” tutur Eko.

Eko menyimpulkan dengan melihat data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa tiap tahun lahan kawasan industri selalu sukses terjual dan menarik investasi.


Berita Terkait :