BPS: Inflasi Mei 0,32 Persen

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 03/06/2021 13:01 WIB
BPS: Inflasi Mei 0,32 Persen Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (gambar: gurupendidikan.co.id)

RADARBANGSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Inflasi Nasional pada Mei 2021 sebesar 0,32 persen. Kemudian secara tahunan atau year on year sebesar 1,68 persen.

Data BPS menunjukkan jika angka Inflasi ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Selanjutnya inflasi inti tercatat 0,24 persen dan menyumbang andil ke inflasi umum sebesar 0,16 persen. Secara tahunan inflasi inti ini juga naik ke 1,37 persen dibandingkan periode bulan lalu. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, kenaikan angka inflasi ini lebih disebabkan oleh faktor musiman yaitu Ramadhan dan Idul Fitri. 

Kenaikan harga ini disumbang oleh sekelompok harga yang diatur pemerintah 0,48 persen dan harga bergejolak alias volatile food sebesar 0,39 persen. 

Pada Puasa sampai Lebaran, secara musiman memang di inflasi Mei ini dominan. Komoditas utama yang menyebabkan inflasi ini adalah bahan makanan yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terkait Puasa maupun Lebaran" ujar Setianto  dalam konferensi pers secara virtual, Rabu 2 Juni 2021.

Setianto menjelaskan naiknya angka inflasi ini juga disebabkan oleh kelompok transportasi angkutan udara, yang memiliki andil ke inflasi umum 0,04 persen tarif antarkota dengan  andil 0,02 persen, serta tarif kereta api 0,01persen

Namun begitu, dia belu menyimpulkan kenaikan inflasi  selama bulan tersebut merupakan tanda bahwa daya beli masyarakat sudah mulai pulih lembali. Sebab, pendapatan masyarakat yang meningkat di bulan lalu juga dipengaruhi faktor musiman, seperti Tunjangan Hari Raya (THR).

Perlu diketahui, bahwa daya beli yang telah mulai pulih seutuhnya atau hanya faktor musiman, perlu dibuktikan di bulan-berikutnya.

Apakah bulan-bulan berikutnya tahu 2021 ini  akan terjadi inflasi tinggi lagi, ini perlu kita perhatikan lagi nanti. "Ini nanti juga akan memperkuat apakah terjadi pemulihan atau tidak," pungkasnya.