Kementan Sebut Harga Jagung Untuk Pakan Masih Bisa Ditekan

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 10/05/2021 11:30 WIB
Kementan Sebut Harga Jagung Untuk Pakan Masih Bisa Ditekan Peternakan Ayam Ras Petelur (Doc: Trubus)

RADARBANGSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memastikan stok jagung untuk pakan aman dan tersedia cukup untuk kebutuhan. Kenaikan harga pakan juga diyakini akan bisa ditekan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah menyampaikan, memang harga jagung skala nasional juga mengalami peningkatan. Harga jagung dengan kadar air 15% di pabrik pakan bulan Maret 2021 sebesar Rp4.772  per kg. Harga ini meningkat sekitar 6.46% dibandingkan bulan Februari 2021, yakni sekitar Rp4.483 per kg dan meningkat sebesar 5,92% jika dibanding  bulan Maret 2020 yakni senilai Rp4.506 per kg.

Sementara, harga jagung terima pabrik pakan antar pulau berbeda. Pulau Jawa, jagung dengan kadar air 15% yaitu seharga Rp4.791 per kg. Sementara, di Sumatera seharga Rp4.751 per kg, Sulawesi seharga Rp4.492 per kg dan Kalimantan seharga Rp5.068 per kg.

"Dari harga jagung terima pabrik pakan antar pulau itu, tentunya pemerintah akan mengambil langkah-langkah jika memang terjadi kenaikan harga diluar kendali dengan melakukan intervensi, termasuk mengimpor bahan pakan sumber energi" ungkap Nasrullah dalam keterangannya, Senin 10 Mei 2021.

Adapun harga acuan pemerintah sesuai Permendag Nomor 07 Tahun 2020 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen adalah Rp4.500 yang paling tinggi per kg untuk kadar air 15% di tingkat di konsumen.

Sedangkan harga acuan pemerintah paling tinggi sebesar Rp3.150 per kg untuk kadar air 15% atau paling rendah Rp2.500 per kg kadar air 35% di tingkat petani.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh pihak agar bisa bersama-sama mengatasi persoalan dinamika harga jagung agar kembali dalam range harga yang normal. Pasalnya, tinggi harga jagung ini bisa berimbas pada kenaikan harga pakan.

Ia menambahkan, Kementan juga terus berupaya bergerak cepat dalam mengatasi kenaikan harga dan isu kelangkaan stok pangan. Pasalnya, pakan sangat mempengaruhi efisiensi dalam budidaya ternak karena biaya budidaya ternak  menempati porsi terbesar dari total biaya produksi kurang lebih 60%.

"Sehingga pakan yang disediakan harus baik kualitasnya, cukup jumlahnya, dan harganya terjangkau," imbuh Nasrullah.

Nasrullah mengatakan, jika perlu, akan dilakukan rakornis agar dicarikan solusi subsitusi jagung. Tujuannya agar tidak terjadi kenaikan harga pakan yang disebabkan oleh harga jagung yang mahal.


Berita Terkait :