Transisi EBT di Wilayah Indonesia Timur Temui Tantangan

Anata Lu’luul Jannah | Senin, 22/03/2021 16:01 WIB
Transisi EBT di Wilayah Indonesia Timur Temui Tantangan Pemasangan aliran listrik oleh PLN.

RADARBANGSA.COM – Anggota DPR RI Komisi VII, Mercy Barends menilai langkah pemerintah untuk menerapkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) sulit untuk diimplementasikan.

Mercy menegaskan bahwa Transisi EBT mungkin mudah dilakukan untuk wilayah Indonesia yang elektrifikasinya surplus, namun tidak dengan wilayah yang masih defisit dalam elektrifikasi seperti Maluku dan wilayah Indonesia Timur lainnya.

“Yang di daerah – daerah sudah maju dan tidak defisit lagi mungkin bisa dilakukan transisi itu, tapi kita ini dari tidak ada menjadi ada. Kalau mau rubah rubahlah yang sudah surplus,” kata Mercy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Senin 22 Maret 2021.

Di Maluku khususnya, kebutuhan listrik yang berasal dari PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) menemui banyak hambatan. Target pemerintah yang awalnya menghadirkan 100 persen elektrifikasi tidak berbuah manis sehingga masyarakat Maluku harus menunggu lebih lama lagi untuk penerangan listrik.

“Kami butuh listrik sekarang. Prinsipnya memang harus ada listrik. Kalau memang harus EBT, EBT dulu wilayah yang surplus,” kata Mercy.

Sebelumnya, pemerintah akan memperluas pasar EBT di Indonesia melalui program renewable energy base industry development (Rebid) dan renewable energy base on economic development (Rebed).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengatakan sudah saatnya Indonesia mengikuti tren dunia yang mulai mengoptimalkan pemanfaatan EBT untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Hal ini seperti sebagaimana tertuang dalam kesepakatan Kyoto untuk mengurangi emisi gas karbondioksida dan gas rumah kaca.

"Negara-negara dunia telah berkomitmen untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan disepakatinya Kyoto Protokol di tahun 1997. Komunitas internasional bertekad untuk mengurangi emisi karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya, termasuk pengurangan emisi dari sektor energi sehingga terjadi transformasi energi untuk mengurangi energi fosil pada seluruh," tukas Arifin.


Berita Terkait :