RADARBANGSA.COM - Badan Pusat Statistik melaporkan terjadinya inflasi di Bulan Januari sebesar 0,26 persen.
Inflasi Januari ini menjadi yang keempat kalinya dalam periode pandemi setelah Bulan Oktober, November dan Desember tahun 2020. Sebelumnya selama 4 bulan sejak Maret 2020, Indonesia mengalami deflasi akibat pandemi covid-19
“Dari hasil pemantauan BPS di 90 kota menunjukkan bahwa pada Bulan Januari 2021 terjadi inflasi sebesar 0,26 persen," ungkap Kepala BPS Suhariyanto, dalam konferensi pers virtual, Senin 1 Februari 2021.
Dari 90 kota IHK, Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,43 persen dengan IHK sebesar 105,54. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Baubau sebesar 0,92 persen dengan IHK sebesar 103,86
Inflasi yang terjadi di Mamuju disebabkan naiknya harga produk ikan dan cabe rawit. Sementara deflasi yang terjadi di Baubau dipicu turunnya harga tiket angkutan udara dan harga beberapa jenis ikan.
Secara umum, Inflasi Januari sebagian besar dipicu oleh naiknya seluruh kelompok pengeluaran khususnya kelompok makanan, minuman dan tembakau. Beberapa komoditas yang memiliki andil besar dalam inflasi adalah cabai rawit, tahu mentah, tempe dan produk ikan segar.
"Untuk tahu tempe, kita tahu pada Bulan Januari kemarin terjadi kenaikan harga kedelai impor yang pada akhirnya berimbas pada kenakan biaya produksi," sambung Suhariyanto.
Sementara komoditas yang memiliki andil dalam deflasi adalah telur ayam ras dan bawang merah.
“Penurunan harga untuk telur ayam ras yang memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,04 persen kemudian bawang merah yang memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,02 persen,” tutup Suhariyanto.