Kementan Pastikan Harga Cabai Kembali Normal

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 14/01/2021 11:04 WIB
Kementan Pastikan Harga Cabai Kembali Normal Harga Cabai Masih Tinggi (Foto: Halloriau)

RADARBANGSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan jika harga cabai di pasar rakyat akan segera pulih.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi mengatakan bahwa kondisi harga cabai yang tinggi saat ini akan berangsur pulih di minggu ketiga.

Kepastian tersebut disebut Agung setelah pemerintah melakukan kontak konfirmasi dengan para petani di sejumlah sentra produksi, jelasnya seperti dikutip dalam laman resmi Kementan, Kamis 14 Januari 2021.

"Minggu ketiga bulan ini harga cabai kembali normal. Yang jelas sampai akhir Desember kemarin produksi kita memang aga sedikit berkurang dibandingkan bulan bulan sebelumnya. Tapi Januari kita sudah kembali normal," katanya.

Langkah berikutnya, lanjut Agung, Kementan telah melakukan perluasan area tanam di sejumlah daerah dengan menggunakan sentuhan teknologi.

"Kita akan melakukan penanaman cabai dengan teknologi. Kemudian kita akan mengembangkan areal tanaman baru untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Bahkan kami melakukan operasi pasar sebagai langkah memutus rantai pasok," katanya.

Agung juga mengatakan bahwa Kementan terus menjalin koordinasi dengan beberapa pihak, termasuk Kementerian Perdagangan dan pihak lain yang bergerak di bidang pangan.

"Yang pasti kita harus koordinasi dengan semua sektor, apalagi tanggal 11 sampai 25 akan dilakukan PSBB ketat. Tentu semua ini harus kita persiapkan agar kebutuhan pangan dalam kondisi aman," tegasnya.

Seperti diketahui, harga cabai di pasar rakyat sedang meningkat. Kementan mengungkap beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan ini adalah hari besar seperti perayaaan Natal dan Tahun Baru dan faktor cuaca buruk yang disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan.

"Faktor yang terakahir adalah terganggunya distribusi akibat banjir baik yang dari pentani maupun dari sentra produksi. Kan kbanjiran itu bukan hanya di produksi saja yang terganggu, namun juga pada operasional distribusinya," tutup Agung.


Berita Terkait :