Utilisasi Produksi Industri Keramik Naik 65 Persen

Anata Lu’luul Jannah | Minggu, 06/12/2020 14:01 WIB
Utilisasi Produksi Industri Keramik Naik 65 Persen Sektor Usaha Keramik (Doc: Kompas)

RADARBANGSA.COM - Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mengemukakan jika utilisasi produksi industri keramik mulai melonjak seiring dengan harapan datangnya vaksin covid 19.

Hingga kini Asaki dan Pemerintah mencatat peningkatannya mencapai 65% pada November 2020.

Diharapkan akan terus meningkat  sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar 70%  dari sebelumnya hanya utilisasi hanya berkisar 45%-50% karena pandemi Covid-19,” demikian ungkap Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Adie Rochmanto Pandiangan di Jakarta, Sabtu 5 Desember 2020.

Sementara itu Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto melaporkan sepanjang Januari-September 2020, pengapalan produk keramik nasional mencapai USD49,8 juta atau meningkat 24%, dan secara volume menembus angka 12,8jt m2 atau melonjak 29%.

“Kinerja ekspor selama sembilan bulan di tahun ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2016,” ungkap Edy Suyanto.

Peningkatan nilai ekspor tersebut, menurutnya, karena membaik dan meningkatnya daya saing industri keramik dengan harga gas baru dan mulai dibukanya lockdown di negara-negara tujuan ekspor.

Adapun lima negara tujuan ekspor utama untuk produk keramik nasional, yaitu ke Filipina, Malaysia, Taiwan, Thailand dan Amerika Serikat.

“Lonjakan ekspor terjadi dengan tujuan negara Amerika Serikat mencapai 130%, Filpina sekitar 60% dan Taiwan 40%,” sebut Edy.

Peningkatan ekspor di luar lima negara tujuan utama tersebut, juga terjadi di Australia dengan mencapai 50%.

“Permintaan ekspor ke Amerika Serikat meningkat tajam untuk produk-produk keramik segmen premium, di mana beberapa anggota Asaki telah mengadopsi teknologi terkini dan tercanggih saat ini untuk memproduksi keramik big slab (ukuran jumbo) beserta produk-produk olahan lainnya yang memberikan nilai tambah,” papar Edy.

Lebih lanjut, menurutnya capaian ini juga membuktikan bahwa secara skill SDM industri maupun kualitas bahan baku lokal mampu bersaing dengan produk keramik sejenis dari negara Eropa.

 


Berita Terkait :