Industri Kemasan Diproyeksi Terus Berkembang

Anata Lu’luul Jannah | Selasa, 01/12/2020 07:01 WIB
Industri Kemasan Diproyeksi Terus Berkembang Kemasan Botol Minuman dari Kertas (Doc: Pabocco)

RADARBANGSA.COM – Industri kemasan diproyeksi akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Terlebih di era pandemi ini pemerintah menilai terjadi perubahan tren akibat dari meningkatnya pasar digital.

Berdasarkan data dari Indonesia Packaging Federation (2020), kinerja industri kemasan di tanah air diproyeksi tumbuh pada kisaran 6 persen tahun 2020. Jika ditinjau dari materialnya, kemasan yang beredar sebesar 44% dalam bentuk kemasan flexible, 14% kemasan rigid plastic, dan 28% kemasan paperboard.

“Proporsi ini kami yakini akan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya, dengan didorong oleh pesatnya peningkatan pasar digital yang membuat mobilitas produk semakin tinggi,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin 30 november 2020.

Sementara itu, AT Kerney (2019), dalam hasil risetnya di Asia, menyatakan bahwa terdapat beberapa pergeseran paradigma yang terjadi secara makro ekonomi dan memengaruhi tren industri pengemasan.

Misalnya, pertumbuhan penjualan retail online di Asia yang mencapai rata-rata 19% per tahun menggeser tren kemasan yang awalnya lebih mementingkan penampilan, menjadi lebih mementingkan kekuatan dan daya tahan kemasan.

“Kemudian, meningkatnya permintaan smart packaging, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kemasan yang berkelanjutan, serta desain kemasan yang dapat mengurangi biaya pengemasan, yang tentu saja akan mengurangi harga jual dan meningkatkan daya saing produk,” papar Gati.

Saat ini, teknologi pengemasan sangat berkembang dengan cepat, di antaranya menggunakan Active & Intelligent Packaging, Modified Atmosphere Packaging (MAP), Vacuum Pack (preserve the freshness of food), Frozen food (Freezing foof preserves), dan Retort Packaging (for ready to eat meals).

Dengan kemajuan teknologi, lanjut Gati, orang-orang terus berinovasi mengembangkan teknologi kemasan dan mencari solusi untuk masalah-masalah pangan yang sangat rentan risiko, seperti untuk pangan basah dan pangan yang membutuhkan wadah yang tahan lama.

“Untuk menjaga keamanan dan kekuatan makanan, maka harus menggunakan teknologi.  Teknologi retort packaging sangat diperlukan untuk membuat makanan yang dapat disimpan lebih lama, misalnya makanan rendang atau gudeg dari Jogja,” tukasnya.

 


Berita Terkait :