Sistem Ketahanan Pangan Indonesia Perlu Dibenahi

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 19/11/2020 10:36 WIB
Sistem Ketahanan Pangan Indonesia Perlu Dibenahi Ilustrasi. Lahan Petani (Foto: Kementan)

RADARBANGSA.COM - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyampaikan jika pandemi mengancam krisis pangan di indonesia.

Wakil Ketua KADIN Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja menyatakan jika kendala terbesar dalam persoalan ketahanan pangan adalah belum lengkapnya ekosistem dari hulu hingga hilir.

Sejauh ini, ia mengatakan baru industri minyak sawit yang memiliki ekosistem lengkap dari hulu-hilir.

“Komoditas lainnya, seperti perkebunan lainnya, peternakan dan perikanan masih belum lengkap,” kata Franky di Jakarta, Rabu 18 November 2020.

Franky menjelaskan, komoditas pangan juga menghadapi berbagai persoalan seperti lahan, benih, pupuk, irigasi, pembiayaan, pemasaran, serta sarana dan prasarana pertanian.

Khusus di hortikultura ditambah fasilitas penyimpanan. Sektor peternakan juga menghadapi masalah bibit, lahan, pembiayaan, dan kelembagaan peternak. Sementara sektor perikanan menghadapi kendala cold storage, pembiayaan, logistik, serta sarana dan prasarana.

Guna menyelesaikan berbagai persoalan ekosistem tersebut, Franky menyebut sistem inclusive closed loop (rantai pasok terintegrasi) bisa menjadi solusi.

Inclusive closed loop, kata Franky, merupakan sebuah skema kemitraan saling menguntungkan dari hulu-hilir, sehingga keberlanjutan produksi terjaga dan petani, peternak dan nelayan sejahtera. 

Konsep Inclusive closed loop sudah berhasil diterapkan di industri minyak sawit. Dampaknya sangat positif, yaitu industri minyak sawit memiliki daya saing tinggi, produktivitas tinggi dan petani lebih sejahtera.

“Industri sawit memiliki kemitraan inclusive closed loop atau ekosistem yang lengkap, mencakup petani, koperasi sebagai wadah petani, perbankan dan offtaker,” tukas Franky.

 

 


Berita Terkait :