Luhut Minta Potensi Asbuton Dalam Negeri Dioptimalkan Untuk Hindari Impor

Anata Lu’luul Jannah | Kamis, 05/11/2020 17:26 WIB
Luhut Minta Potensi Asbuton Dalam Negeri Dioptimalkan Untuk Hindari Impor Tambang Aspal Buton (Doc: Suara Kendari)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan akan berupaya meningkatkan produksi dan mengoptimalkan potensi Asbuton dalam negeri. Hal ini sebagai langkah untuk menghindari ketergantungan impor.

“Pastikan dulu tentang harus bisa produksi. Dan, mengenai standardisasi, saya sepakat sekali, SNI itu keharusan,” tegas Menko Luhut, Rabu 5 November 2020.

Diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono , ia sangat menghormati komitmen Luhut untuk mengurangi importasi aspal minyak sebanyak 500 ton pada tahun 2021.

“Kalau memang ada produksi pasti akan kami manfaatkan,” katanya.

“Pembangunan dan pemeliharaan jalan kami sudah atur semisal untuk aspal plastik, beton dan tentunya untuk Asbuton. Kita wajib pakai ini, ini sebuah keharusan, sebab adalah salah kita sendiri kalau kita tidak bisa menggunakan dengan maksimal Asbuton,” imbuhnya.

Permasalahannya sekarang adalah Indonesia sangat kaya dengan aspal alamnya, tapi itu dulu sekitar tahun 70 dan 80 an. Kini sebagian besar aspal diimpor dari luar negeri karena teknologi dalam negeri belum mumpuni untuk mengelola potensi asbuton yang sebenarnya luar biasa banyak.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif lantas menawarkan beberapa langkah-langkah untuk mewujudkan Asbuton, agar dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Kita buat SNI agar campuran Asbuton bisa maksimal, Sesudah tahun 2025 kita kaji lagi dan lakukan eksplorasi tambahan, agar menjadi cadangan, sekaligus mensubstitusi impor,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian PUPR menyebutkan, bahwa Kementerian PUPR telah menggunakan Asbuton untuk pembangunan dan preservasi jalan. Hal ini diatur melalui Permen PUPR Nomor 18 Tahun 2018 tentang penggunaan Asbuton.

Total deposit Asbuton diperkirakan sebesar 663 juta ton, dan memiliki manfaat sebagai aditif aspal, substitusif aspal, dan diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional lebih dari 100 tahun serta tentunya membuka lapangan kerja lebih luas lagi.

“Asbuton harus lebih baik dari luar negeri. Asbuton harus ada kepastian antara ketersediaan dan penggunaannya sudah jelas," kata ia.

"Saya minta Deputi saya Pak Odi untuk pimpin pembahasan lanjutan dan menindak lanjuti ini. Semua pihak agar berkolaborasi, ada waktu satu minggu, 11 November kita bertemu lagi dan sudah ada kesepakatan dan sudah berapa produksinya pada tahun 2021 dan 2022,” tukas Luhut.


Berita Terkait :